Selasa, 07 November 2023

Jajanan dan Masalah Sampah di Sekolah

Masalah sampah di sekolah menjadi salah satu isu lingkungan yang dekat dengan keseharian kita. Idealnya, sekolah adalah tempat untuk membentuk perilaku positif, termasuk kesadaran terhadap lingkungan. Namun nyatanya, di lingkungan sekolah dan sekitarnya, sampah masih menjadi masalah.


Plastik, Salah Satu Sumber Masalah Sampah di Sekolah

Pemandangan botol/gelas plastik bekas kemasan minuman yang dibuang di luar halaman sekolah sudah sering ditemui. Tambahan lagi adanya sampah sedotan, plastik bekas bungkus jajanan semacam cilor, otak-otak hingga batagor. Jika tersedia tempat sampah atau petugas yang membersihkan hingga ke luar sekolah, sampah tersebut pada akhirnya akan dibersihkan. Tapi jika tidak ada yang mengurus, ini yang mengkhawatirkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya produksi sampah plastik telah menjadi perhatian serius. Tak dapat dipungkiri, salah satu sumbernya adalah aneka kemasan jajanan anak sekolah. Pedagang makanan hingga minuman, banyak yang mengemas produknya dengan kemasan plastik. Belum lagi aneka produk yang dijual di kantin atau warung sekitar sekolah.


Apa yang dapat kita lakukan? 

Hampir semua restoran dan supermarket mulai mengubah perilaku konsumen dengan tidak menyediakan kantong plastik, seiring dengan peraturan daerah masing-masing yang mewajibkan pengurangan plastik. 

Untuk lingkungan sekolah, diperlukan tindakan bersama antara sekolah, pedagang, serta siswa dan orang tua untuk bersama-sama mengurangi sampah dari kemasan plastik tersebut.

Di bawah ini Cemil mencoba merangkum beberapa ide untuk sekolah, untuk penjaja makanan sekitar sekolah serta untuk siswa dan orang tuanya, agar masalah sampah di sekolah, termasuk sampah plastik bekas kemasan jajanan dapat ditanggulangi.

Untuk Sekolah

1. Pendidikan Lingkungan

Sekolah sebaiknya secara kontinyu memberikan pemahaman kepada siswanya tentang dampak negatif sampah plastik agar dapat meningkatkan kesadaran mereka. Program pendidikan lingkungan yang melibatkan siswa dalam pengelolaan sampah dapat menjadi salah satu langkah efektif.

2. Implementasi program daur ulang

Sekolah dapat memperkenalkan program daur ulang. Tempat pengumpulan sampah terpisah untuk plastik, kertas, dan organik dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah.

3. Mendorong partisipasi siswa

Siswa dapat menjadi agen perubahan yang efektif. Untuk itu, sekolah dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam program-program lingkungan, seperti kegiatan pembersihan sekolah, penanaman pohon, atau kampanye lingkungan.

Baca juga : Cara Pulau Pramuka Bebas Sampah


Untuk Pedagang

1. Beralih ke kemasan ramah lingkungan

Salah satu langkah terpenting untuk mengurangi sampah plastik adalah beralih ke kemasan yang ramah lingkungan. Menyediakan jajanan dengan kemasan yang dapat didaur ulang atau mudah terurai dapat secara signifikan mengurangi dampak sampah plastik di lingkungan sekolah.

Cara lainnya adalah dengan menawarkan kampanye promosi, untuk pembeli yang membawa wadah makan/minuman sendiri untuk mengemas makanan yang dibelinya.

2. Kolaborasi pedagang dengan sekolah

Sekolah dapat melakukan kerjasama dengan penjual makanan/minuman di kantin sekolah maupun di lingkungan sekitar sekolah untuk mempromosikan penggunaan kemasan ramah lingkungan.


Untuk Siswa dan Orang tua

1. Kampanye bersama sekolah

Keterlibatan orang tua dalam upaya mengurangi sampah plastik juga sangat penting. Bersama sekolah, orang tua dapat mengadakan sesi informasi atau kampanye kesadaran bersama untuk menciptakan dukungan dari seluruh komunitas sekolah.

2. Pembentukan kebiasaan berkelanjutan

Oang tua dan siswa juga perlu membentuk kebiasaan berkelanjutan yang ramah lingkungan dimulai dari rumah. Misalnya melalu pemilahan dan pengolahan sampah sehari-hari, membiasakan siswa membawa bekal atau tempat bekal dan tempat minum sendiri. Selain itu perlu terus diingatkan untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik saat jajan, utamanya di sekolah.


Dari pembahasan di atas, maka jelas ya dibutuhkan peran serta sekolah, pedagang serta siswa dan orang tua untuk mengatasi masalah sampah di sekolah. Dengan menggabungkan kebiasaan konsumsi dan jajan siswa serta program-program pendidikan lingkungan dari sekolah, kita dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Yuk kita ikut beraksi.

*Postingan ini diikutsertakan dalam eco literasi aksi melestarikan bumi, Challenge Eco 3Dop Ibuku Content Creator

Previous Post
Next Post

Lifestyle blogger, reviewer, content writer

8 komentar:

  1. Masalah sampah memang bukan hanya sekedar tanggung jawab pribadi tapi sudah menjadi tanggung jawab bersama. Semua pihak dan instansi memiliki tanggung jawab yang sama dalam masalah sampah ini. Sampah plastik apalagi terkenal susah terurai. Bikin bumi kotor dan air bersih terhambat kita dapat.
    Yuk, saatnya kita kita bekerja sama mengurangi sampah plastik ini

    BalasHapus
  2. Setuju, mesti beralih ke kemasan ramah lingkungan. Di sekolah anakku juga sudah ada himbauan sejak lama untuk membawa kotak bekal dan botol minum ulang pakai. Pedagang/kantin pakai kemasan kertas dll dan bukan plastik yang ramah lingkungan, ada kegiatan memilah sampah dll..

    BalasHapus
  3. Sekolah sebagai tempat interaksi anak, Bahkan lumayan lama ya kak, dapat dijadikan tempat edukasi untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Semua harus terlibat agar rancangan ini berhasil. Di sekolah anak kami gak boleh bawa bekal yang mengandung bungkusan plastik. Semua harus rapi dalam tempat bekal dan tumblr minum.

    BalasHapus
  4. Jujur masalah sampah ini sangat mengkhawatirkan dan jajanan anak sd salah satu sumbernya bener banget.
    Kebetulan rumahku dekat SD, setiap pulang sekolah duhh siap-siap banyak sampah dari jajanan mereka dan pada buang sampah sembarangan huhu.kalau aku lagi liat langsung biasanya aku tegur dan langsung kusuruh kutip dan buang di tong yg emang udah disediain.

    Makanya dari skrg anakku masih usia 2 tahun benerbener ak ajarin buang sampah di tong, dan aku usahain ga kenalin dia ke jajanan upf yang banyak menghasilkan sampah plastik
    Semoga bisa sampai dia besar nanti

    BalasHapus
  5. Masalah sampah di sekolah belum bsia teratasi secara baik mengingat masih banyak pihak yang belum teredukasi soal pengurangan sampah ini, sehingga pihak pemerintah dan pihak-pihak terkait wajib melakukan sosialisasi dan edukasi kepada semua pihak untuk mulai mengurangi sampah di sekolah, termasuk anak-anak yang sering membeli jajanan atau juga kepada penjual makanan di sekolah seperti kantin dan lainnya, semuanya wajib diedukasi dengan baik meskipun secara perlahan

    BalasHapus
  6. Kayaknya bakalan seru kalau para pedagang dibiasakan untuk menjual jajanan ke siswa dengan harga lebih ramah kantong kalau dibungkusnya dengan tempat bekal yang siswa bawa sendiri ya. Biar kayak di supermarket tuh, ada harga lebih kalau nggak bawa kantong sendiri. Semua pihak memang perlu bersinergi sih terutama dalam mengajarkan dan membiasakan pilah sampah begini pada generasi yang lebih muda.

    BalasHapus
  7. kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan pihak terkait lainnya dalam mencari solusi yang berkelanjutan juga perlu ditekankan. Edukasi terhadap siswa mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat menjadi langkah awal yang efektif.

    BalasHapus
  8. Pernah nonton di salah satu drama korea, lupa judulnya apa. Don't a penjual makanan. Orang-orang yang beli bawa wadah sendiri, kedainya gak nyediain wadah makanan.
    Tapi kalo diterapin di Indonesia, susah kali ya. Pasti pembeli ndak mau repot, ga ada pembeli itu kafe

    BalasHapus