Senin, 18 September 2023

Kisah Sukses Maman Sulaeman, Pengembang Aplikasi Sekolah, Tanpa Sinyal Tanpa Server


Kreativitas dan inovasi kerap muncul dalam kondisi darurat. Itulah yang dialami Maman Sulaeman, seorang guru SMK di Kabupaten Pekalongan. Di saat keterbatasan pembelajaran akibat pandemi COVID-19, ia berhasil mempermudah penilaian belajar siswanya lewat sebuah aplikasi tanpa sinyal dan tanpa server. 

Masa pandemi sejak awal 2020 memaksa sejumlah sektor termasuk pendidikan, untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Dunia belajar mengajar pun berpindah dari sekolah ke rumah, dengan berlangsung secara daring (dalam jaringan) alias online. Internet dan gawai menjadi pendukung wajib proses belajar masa itu. 

Namun, bukan hal yang mudah menerapkan pembelajaran di rumah secara daring. Kendala pertama untuk siswa yang terhambat belajarnya, adalah tidak adanya gawai. Yang kedua, untuk daerah yang memiliki keterbatasan akses internet atau susah sinyal, belajar secara daring tentu menjadi sesuatu yang sulit. 

Hal itu tak hanya menjadi tantangan bagi siswa dan orang tua, melainkan juga menjadi tanggung jawab pendidik dan sekolah, agar hak siswa untuk memperoleh pengajaran dapat tetap terpenuhi. 

Kegiatan Belajar Mengajar Harus Tetap Berjalan

Berbagai kendala belajar daring dialami juga oleh banyak sekolah dan siswa di daerah, salah satunya di SMK Gondang Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Beberapa siswa di sekolah ini tak dapat mengikuti ujian yang dilaksanakan secara daring, karena tidak memiliki akses terhadap sinyal dan server. 

Kesulitan ini mendorong  Maman Sulaeman, guru Teknik Komputer  & Jaringan (TKJ) SMK Gondang Pekalongan, mencari jalan keluar. Ia berusaha agar semua anak didiknya tetap dapat mengakses ujian daring meskipun tanpa sinyal dan tanpa server. 

Maman mengaku gelisah dengan banyaknya kendala yang dihadapi siswa dan sekolah di masa pandemi. Ada yang  tak mampu membeli kuota data internet, ada pula siswa yang bermasalah dengan sinyal karena rumahnya di daerah perbukitan atau dekat dengan SUTET. Untuk masalah ini, bantuan kuota data dari pemerintah tidak dapat menjawab persoalan. 

Selain itu, kendala juga terjadi pada kapasitas server di sekolah yang terbatas, sehingga pembelajaran dan ujian daring berlangsung kurang maksimal. 

Tekad Maman yang kuat untuk mencari solusi dari masalah pengajaran di masa pandemi, membuat pria kelahiran 7 Juni 1986 itu pun berinovasi mengembangkan sebuah aplikasi untuk memudahkan siswa belajar dan mengikuti ujian sekolah secara daring.

Maman Sulaeman, 
pengembang aplikasi TMFCBT 
(IG: @mamansulaeman86) 

Pertengahan tahun 2020, Maman mulai mengembangkan aplikasi ujian daring di internet. Aplikasi ini bersifat terbuka (open source), siapapun dapat memakai dan mengembangkannya sesuai kebutuhan. Aplikasi ujian sekolah tanpa sinyal tanpa server ini dikembangkan Maman dengan bermodalkan laptop sekolah, WIFI sekolah dan kuota bantuan pemerintah. 

Usaha dan tekad Maman pun membuahkan hasil. Ia berhasil menciptakan aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server yang diberi nama TCExam Mobile Friendly Computers Based Test untuk Asesmen Kompetensi Minimum (TMFCBT for AKM).

Sejak 2016 sebetulnya Maman sudah mengembangkan aplikasi bernama TCExam, yang fungsinya semula hanya untuk ujian berbasis komputer. Di tengah kondisi pandemi pada tahun 2020 itu, Maman, yang gemar menggambar anime ini, kemudian memodifikasi dan memperbarui aplikasi tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk ujian semester sekolah melalui gawai peserta didik.

Aplikasi ciptaan Maman mulai diujicobakan pada November 2020 kepada sebagian siswa, khususnya yang terkendala jaringan internet karena tinggal di daerah perbukitan. Mereka mengikuti ujian dengan moda darurat, tanpa sinyal tanpa server. 

Penampakan aplikasi ujian sekolah
tanpa sinyal tanpa server

Tahun berikutnya, seluruh siswa di SMK Gondang Pekalongan melakukan ujian secara serentak menggunakan aplikasi belajar tanpa sinyal tanpa server ini. Dengan pembaharuan aplikasi tersebut, seluruh siswa dapat mengikuti ujian sekolah tanpa memerlukan kuota data internet dan dapat diakses tanpa sinyal. Sekolah pun tidak perlu menambah kapasitas server, sehingga hemat biaya. 

Cara kerjanya, siswa ditransfer soal ujian melalui aplikasi percakapan WhatsApp. Hanya saat itu dibutuhkan kuota data dan sinyal. Atau, proses transfer juga dapat dilakukan via bluetooth. Setelah itu, siswa dapat mengerjakan soal ujian tanpa sinyal ataupun kuota data. Ini sangat membantu siswa dan sekolah. 

Berbagi Manfaat dengan Sekolah Lain

Dengan suksesnya pemanfaatan aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server di SMK Gondang Pekalongan untuk ujian, Maman ingin berbagi manfaat dengan sekolah lain.

maman-sulaeman-tkj-smk-gondang

Mengajar Teknik Komputer 
di SMK Gondang, Pekalongan (Dok.Astra) 


Maman dan siswanya
(Dok: Batik TV) 

Pria yang berpengalaman mengajar Teknik Komputer sejak 2009 ini menyadari bahwa kendala sinyal dan server masih menjadi masalah di banyak sekolah di Indonesia. Dia ingin aplikasi belajar tanpa sinyal tanpa server ini dapat membantu pendidikan anak-anak di Indonesia, di tengah keterbatasan akses sinyal dan server.

Maka, dengan sukarela Maman membagikan aplikasi mode darurat secara gratis ke sekolah yang membutuhkan. Ayah 3 anak ini menyediakan link aplikasi TMFCBT for AKM di media sosial maupun grup Telegram secara terbuka dan dapat diunduh gratis. Grup Telegram yang beranggotakan berbagai sekolah dari berbagai jenjang itu, juga menjadi wadah diskusi dan menyelesaikan permasalahan mengenai aplikasi. Jika ada sekolah atau guru yang terkendala dalam penerapan aplikasi, Maman siap memandu dan membantu memecahkan masalahnya. 

Berkat aplikasi ciptaan Maman, banyak sekolah dan guru yang terbantu. Siswa-siswa SMK Kelautan di Kalimantan misalnya, sangat terbantu untuk mengakses ujian meskipun sedang berada di tengah laut. 

Hingga kini, aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server ini sudah tersebar ke sekolah-sekolah di berbagai propinsi di Indonesia. Mulai dari NAD, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan. 

Secara ekonomi, aplikasi buatan Maman ini juga membantu sekolah dan orang tua siswa, karena paperless sehingga tidak perlu menarik iuran untuk fotokopi. 

Maman sangat terbuka jika ada sekolah yang memerlukan aplikasi TMFCBT for AKM, karena memiliki kendala yang sama seperti SMK Gondang. Ia berharap sekolah lain pun sama-sama dapat merasakan manfaat dari aplikasi tanpa sinyal tanpa server. 

Raih Penghargaan Astra Satu Indonesia Award

Usaha tak pernah  menghianati hasil. Kerja keras Maman pun berbuah manis. Melalui aplikasi buatannya, ia tak hanya membantu pendidikan anak Indonesia dengan belajar tanpa sinyal tanpa server, dirinya juga berhasil meraih  penghargaan dari PT. Astra Internasional Tbk. Pada ajang 12th SATU Indonesia Awards (SIA) 2021, Maman Sulaeman terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan SIA untuk kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19. 


Maman Sulaeman di website
Astra Satu Indonesia Award

Para penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 tingkat provinsi maupun nasional merupakan peserta yang telah lolos serangkaian penjurian dan seleksi yang ketat terhadap belasan ribu pendaftar. Pengumuman pemenang saat itu dilaksanakan bersamaan peringatan ke-93 tahun Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021.

Melalui ajang bergengsi itu, Maman yang sudah 10 tahun mengabdi di SMK Gondang, ingin memberi contoh dan inspirasi kepada siswa maupun anak muda, bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk maju. 

Sia-sia jika masa muda tidak kita isi dengan ilmu dan keterampilan yang berguna untuk kehidupan kita – Maman S.

Saat ini masih ada asa Maman yang ingin diraihnya. Ia berharap, ke depannya aplikasi tanpa sinyal tanpa server menjadi alternatif standar pendidikan Indonesia. Maman juga terus memperbarui dan mengembangkan aplikasi buatannya itu agar dapat dijadikan referensi bagi Dinas Pendidikan serta digunakan di semua sekolah di Nusantara. 

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

***


Previous Post
Next Post

Lifestyle blogger, reviewer, content writer

11 komentar:

  1. Keren banget, bisa ciptakan aplikasi untuk keperluan ujian sekolah yang bisa diakses tanpa sinyal maupun server. Sekolah-sekolah terutama yang di pelosok pasti banyak mendapatkan manfaat dari aplikasi yang dikembangkan oleh Maman Sulaeman ini.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah pak Maman keren euy..
    Apa yang diusahakannya beneran bermanfaat bagi banyak orang dan berbagai pula ke semua kalangan.
    Semoga aplikasi pak Maman nantinya resmi jadi acuan buat bagian Indonesia yang susah sinyal seperti di daerah perkebunan ya..

    BalasHapus
  3. Luar biasa ya kontribusi Pak Maman ini untuk dunia pendidikan. Memang kami yg tinggal di pedesaan, saat covid-19 itu kesulitan banget ketika menghadapi sistem pembelajaran daring. Secara internet belum masuk. Jadi saat ada terobosan seperti yang dibuat Pak Maman, wah, senang banget pastinya

    BalasHapus
  4. Luar biasa pak guru ini ❤️❤️❤️. Dia paham kesulitan banyak sekolah di sini, dan bisa menciptakan solusinya.

    Dulu pas pandemi memang banyaak bgt ortu yg anaknya susah belajar hanya Krn masalah kuota . Jdi pasti aplikasi ini membantu banget2.

    Tapi di sekolah anakku blm dipake mba. Msh aja ujian pake kertas dan diminta uang fotocopy 😵‍💫. Semoga aja semuanya nanti bisa pakai aplikasi ini yaa.

    BalasHapus
  5. Salut banget sama Pak Maman yang membuat aplikasi yang amat berguna bagi banyak orang. Kehadiran beliau bisa membawa perubahan baik bagi hidup masyarakat di sekitarnya

    BalasHapus
  6. Keren banget ini, apalagi disebarkan sebagai open source, beliau gak sibuk mencari cuan dari karyanya. Sungguh luar biasaaa

    BalasHapus
  7. Guru cerdas yang selalu menghadirkan solusi dari sebuah permasalahan, tak melulu mengeluh karena tak bisa, Ini seharusnya jadi semangat ntuk seluruh guru di Indonesia untuk bisa berkarya

    BalasHapus
  8. Guru cerdas yang selalu menghadirkan solusi dari sebuah permasalahan, tak melulu mengeluh karena tak bisa, Ini seharusnya jadi semangat ntuk seluruh guru di Indonesia untuk bisa berkarya

    BalasHapus
  9. Keren banget inovasinya yaa..
    aplikasi belajar tanpa sinyal tanpa server ini sangat membantu sekali, baik bagi pengajar apalagi bagi siswa dan orangtua dengan segala keterbatasannya.

    BalasHapus
  10. Wahhh bangga juga dama pak Maman.
    Dari kampung yang sama dengan pak suami.
    Bisa membuat jalan keluar untuk generasi penerus bangsa.

    BalasHapus
  11. Pak Guru yang tidak hanya sekadar mengajarkan ilmu kepada para siswanya namun juga berusaha menciptakan inovasi berupa aplikasi untuk membantu siswa belajar

    BalasHapus