Selasa, 16 Agustus 2022

Alam Juga Ingin Didengar, Yuk Kita Peduli


Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia 
Sambutlah mesranya 
bisik angin yang bernada 
Dengar alam bernyanyi

Penggalan lirik lagu di atas sejenak menyadarkan saya. Setiap saat berkutat dengan gawai dan hal lain meskipun tuntutan pekerjaan, acap kali membuat saya tak acuh terhadap sekeliling. Padahal, angin pun berbisik, bunga dan pohon bercerita, bahkan alam bernyanyi. 

Cerita Hutan Kecil di Tengah Kota

Mendengar senandung #DengarAlamBernyanyi yang dibawakan oleh Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha melayangkan memori saya ke masa kecil.

Saya lahir dan dibesarkan di Kota Bogor. Kota hujan ini punya hutan kecil di tengah kota yaitu Kebun Raya Bogor yang sudah ada semenjak Inggris menduduki bumi Nusantara. Saat itu Gubernur Thomas Stamford Raffles mendiami Istana Bogor yang ada di lingkungan Kebun Raya. 

Kalau menurut Wikipedia, bahkan Kebun Raya Bogor (KRB) telah hadir sejak abad ke 15. Mulanya KRB adalah 'samida' (hutan/taman buatan) yang ditujukan sebagai tempat untuk memelihara benih-benih kayu langka di masa pemerintahan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda (1474-1513), seperti tertulis dalam Prasasti Batutulis. Dengan luas mencapai 87 hektar, KRB memiliki sekitar 15.000 koleksi tumbuhan dan pepohonan. 

Kebun Raya Bogor (pict: Wikipedia)

Kini, peninggalan Raffles itu menjadi ikon Bogor dan merupakan salah satu destinasi wisata di kota yang terkenal dengan oleh-oleh talas ini. 

Cemil kecil dulu tidak paham. Apa fungsinya kebun luas yang hijau dan penuh tanaman serta pepohonan tua? Untuk tamasya, melihat rusa di halaman istana, belajar nama-nama tumbuhan lalu berfoto ria? Hanya jika beruntung, pengunjung bisa melihat bunga bangkai mekar saat ke sana. Bunga raksasa yang hanya ada di KRB. 

Karena posisinya di tengah kota Bogor, sekeliling KRB menjadi jalur utama yang dilewati kendaraan dari dan menuju ke wilayah kota Bogor. Jadi, dulu saya merasa tidak ada yang istimewa dengan kehadiran KRB ini di tengah kota. Toh hampir setiap hari saya melalui kebun besar itu.

Seiring bertambah usia, saya mulai ngeh. Ternyata yang orang Jakarta bilang: “Bogor dingin”, “Bogor sejuk”, bukan semata-mata karena curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibukota. Melainkan juga karena banyaknya pepohonan di kota ini. Dan keberadaan hutan kecil seperti KRB, turut menyumbang kesegaran udara di segenap penjuru Bogor. 

Pentingnya Hutan Bagi Bumi

Bumi membutuhkan hutan untuk membantu mengatur iklim. Pepohonan di hutan menghirup karbon untuk fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Inilah yang dimaksud hutan sebagai paru-paru dunia. 

Hutan hujan tropis (pict : liputan6.com)

Tanpa hutan, bumi akan kehilangan kemampuan untuk menghilangkan karbon dari atmosfer, sehingga terjadi peningkatan suhu udara. Menurut Greenpeace, hutan-hutan di bumi ini menyimpan hampir 300 miliar ton karbon, yang kira-kira 40 kali lipat emisi gas rumah kaca tahunan dari bahan bakar fosil.

Selain sebagai paru-paru dunia, fungsi hutan lainnya adalah:

  • Menahan air tanah sehingga mencegah banjir dan tanah longsor
  • Menjaga kesuburan tanah 
  • Sumber keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan manusia 
  • Habitat bagi beragam flora dan fauna 
  • Kawasan tempat tinggal manusia 
Dengan beragam fungsinya itu, sepantasnya kita turut menjaga kelestarian hutan. 


Fakta Alam Hutan Indonesia 

Tahukah kalian bahwa hutan Indonesia adalah hutan tropis terbesar ketiga di dunia dan salah satu hotspot keanekaragaman hayati terbesar di bumi?

#IndonesiaBikinBangga karena menjadi rumah bagi 10% hingga 15% dari semua flora, fauna mamalia, dan burung yang dikenal di planet bumi. Harimau Sumatera, orang utan hingga burung Cendrawasih adalah beberapa spesies langka yang terancam punah, dan hanya dapat ditemukan di hutan Indonesia. Keren bukan? #HutanKitaSultan


Sayangnya, deforestasi atau penggundulan hutan masih terus terjadi. Di Indonesia, hutan dan lahan gambut dibuka untuk membuat perkebunan pulp dan kertas monokultur untuk memproduksi kertas, tisu, atau berbagai kemasan.

Pada tahun 2018, investigasi Greenpeace Internasional mengungkapkan operasi pembalakan liar besar-besaran di lanskap habitat orangutan yang kritis di Kalimantan Barat. Jika demikian faktanya, pasti alam merintih sedih. 

Sementara itu, lembaga non pemerintah, Auriga menyebutkan, perkebunan kayu monokultur terluas berada di Kalimantan Barat, mencapai 1,95 juta hektar. Disusul Kalimantan Timur seluas 1,59 juta hektar, Riau seluas 1,56 juta hektar, dan Sumatra Selatan mencapai 1,31 juta hektar. Hingga 2020, perkebunan kayu monokultur di Indonesia telah mencapai 10 juta hektar (sumber: katadata.co.id).

Perluasan perkebunan ini di satu sisi bermanfaat untuk menambah bahan baku produksi pulp dan kertas, menyerap tenaga kerja, hingga meningkatkan pendapatan negara. Namun, jika tidak dikelola secara berkelanjutan, akan terjadi deforestasi hutan alam, yang dampaknya merugikan makhluk hidup di bumi. 

5 Aksi Pelestarian Alam dan Hutan

Jangan sampai alam menangis, karena  dampak negatifnya akan dirasakan seluruh penduduk bumi. Untuk itu, dibutuhkan upaya pelestarian alam dan hutan. 

Aksi ini perlu tindakan nyata oleh semua orang. Kita dapat mulai melakukannya dengan hal yang sederhana. 


1. Menanam pohon

#UntukmuBumiku, menanam pohon bisa menjadi langkah kecil yang kita lakukan untuk menjaga kelestarian hutan dan tanaman. Penghijauan ini dapat dilakukan di lingkungan rumah maupun sekolah. 

2  Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi 

Yuk jalan kaki, naik sepeda atau naik kendaraan umum. Semakin banyak kendaraan lalu lalang di jalanan, makin besar polusi udara yang dihasilkan mengganggu lingkungan. Oleh karenanya, kita dapat mengurangi polusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

3. Mengurangi penggunaan kertas

Melestarikan hutan juga bisa melalui pengurangan penggunaan kertas. Ini dilakukan agar penebangan pohon oleh perusahaan yang memproduksi kertas dapat berkurang.

4. Mengurangi sampah

Mengurangi sampah dapat dengan menggunakan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle. Dengan prinsip ini diharapkan sampah, terutama yang tidak dapat terurai, serta pembakaran sampah yang mengganggu lingkungan dan merugikan alam, dapat diminimalisir. 

5. Dengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi

Senandung lagu Dengar Alam Bernyanyi dapat dinikmati di beberapa platform musik seperti Spotify dan Apple Music. Nah jika kita sama-sama mendengarkan lagu tersebut, langkah ini menjadi aksi kita menyelamatkan hutan juga lho.  Karena, semakin banyak yang mendengarkan lagu ini, maka semakin banyak royalti yang diperoleh untuk digunakan dalam program perlindungan hutan Indonesia.

Yuk kita beraksi bersama! #TeamUpforImpact

Previous Post
Next Post

Lifestyle blogger, reviewer, content writer

22 komentar:

  1. Wow denger lagu doang bisa berkontribusi buat kelestarian hutan? Mau bangetttt. Otw ke spotify

    BalasHapus
  2. Secara individu, ada juga hal-hal yang bisa kita lakukan ya, salah satunya mengurangi penggunaan kertas dan mendengar lagu Dengar Alam Bernyanyi.

    BalasHapus
  3. Aku udah save lagunya ke playlist Spotify kuuuuu . Sukaaa banget juga dengernya. Dan enak didengerin pas sedang di mobil mba. Aku dengerin tiap kali keluar ,, apalagi iramanya memang asyik didenger pas sedang dalam perjalanan. 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Iya asyik tuk didenger di perjalanan ya

      Hapus
  4. Sebenarnyanalam sudah banyak mengingatkan kita akan kondisi mereka , hanya saja kita terlalu acuh dan hanya mempedulikan nasib kita masing2

    BalasHapus
  5. Baiklah, kalau dengan mendengarkan lagu bisa membantu dan menyelamatkan lingkungan saya save deh dan dengar. Setidaknya ini salah satu langkah kecil untuk membantu lingkungan.

    BalasHapus
  6. Bogor beruntung ya punya kebun raya, mestinya tiap daerah juga punya kebun raya sendiri yang jadi peneduh kota serta tempat piknik yang seru untuk masyarakat biar lebih adem

    BalasHapus
  7. Bogor kota yang asri dan masih memiliki banyak pohon tua yang besar. Semoga hutan Indonesia tetap terjaga dengan langkah kecil yang kita lakukan bersama.

    BalasHapus
  8. sampai saya baca artikel ini saya masih taunya Indonesia punya hutan tropis terbesar kedua di dunia setelah hutan amazon di Brazil. sudah tergeserkah posisinya. ironis kalau bener begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumber dari greenpeace.org. Urutan kedua Kongo Afrika kak.

      Hapus
  9. Sedih rasanya kalau liat kenyataan saat ini, pemabngunan dimana" tanpa memperhatikan aspek lingkungan, apalagi IKN nantinya nggak tau deh bakal kayak gimana hutan kalimantan nantinya, butuh green living n sustainable

    BalasHapus
  10. Untuk membuat alam menjadi lebih sehat, memang diperlukan gaya hidup yang sustainable. Tidak hanya itu, perlu juga gerakan konkret pemerintah untuk lebih menjalankan ekonomi hijau

    BalasHapus
  11. Aku juga suka banget sama lagu iniii, hihi.. tiap pagi diputer bikin semangatt menghadapi hari dan ingett nasib alam kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap.. Dengerin terus yuk sbg langkah kecil tuk jaga alam 👍

      Hapus
  12. Nggak kebayang sih, kalau akhirnya hutan pada menghilang ya, bagaimana nasib paru-paru kita? padahal hutan banyak banget perannya terhadap kehidupan manusia

    BalasHapus
  13. Kita dukung berbagai aksi menuju kelestarian hutan supaya hutan Indonesia sebagai hutan ke tiga di dunia tetap bertahan...

    BalasHapus
  14. Aku suka nih lagu Dengar Alam Bernyanyi. Jadi semacam ketukan bahwa kita tuh harus menjaga bumi. Sedih banget karena sekarang banyak hutan yang gundul

    BalasHapus
  15. Saya yang kalau lagi main ke hutan suka meluk-meluk pohon, dan selalu takjub lihat pohon tua, tinggi dan besar.
    Semoga makin banyak orang yang semakin peduli dengan alam dan akan terus menjaga kelestarian alam demi masa depan bumi yang lebih baik.

    BalasHapus
  16. Dan ternyata Kebun Raya Bogor adalah kebun raya terbesar dan tertua di Asia Tenggara. Makin bangga!

    BalasHapus