Selasa, 31 Desember 2019

Tersesat Menyenangkan di Kampung Labirin

Kolaborasi adalah diksi yang membuat mimpi tak lagi sekedar asumsi. Sementara kerja sama adalah kata kerja yang menguatkan aku dan kamu menjadi kita 

Sepenggal kata bijak apik yang terpampang di dinding rumah warga ini, menyimpan makna tersurat dari eksistensi Kampung Labirin, sebuah pemukiman penuh gang di tengah kota Bogor, Jawa Barat. Ya, berkat kolaborasi antara penduduk lokal, LSM, pemerintah dan Astra, kawasan tinggal RW 10 Kampung Kebon Jukut, Kelurahan  Babakan Pasar, Bogor Tengah sukses disulap menjadi kampung wisata.

Selamat Datang di Kampung Labirin
Adalah Komunitas Terminal Hujan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang aktif berinteraksi dengan penduduk setempat. Selain aktivitas utamanya mengajar baca-tulis-hitung untuk anak di wilayah Kebon Jukut dan sekitarnya, LSM ini dan warga sering duduk bersama, sehingga mencetuskan gagasan pembuatan Kampung Labirin di tahun 2018. 

"Yang menarik adalah ini merupakan kolaborasi dari berbagai stakeholder. Ada pemerintah, LSM, swasta, warga. Semuanya punya kontribusi di sini", tutur Anggun Pesona, perwakilan dari Komunitas Terminal Hujan yang saya temui.

Ada sekitar 300 kepala keluarga di kampung ini, dengan demografi penduduk yang plural. Berbagai suku bermukim di sini. Selain Sunda asli Bogor, ada juga etnis Jawa, Sumatera dan Tionghoa. Begitu juga dengan agama dan mata pencahariannya yang beragam. Namun semua warga berbaur mesra di kampung seluas 3 hektar ini.

Potret Pemberdayaan Potensi Lokal

Selain Anggun, siang itu saya juga ditemani warga setempat yaitu Pak Lili dan Anis, untuk berkeliling di Kampung Labirin.

Akses menuju lokasi Kampung Labirin tidak sulit. Kawasan ini berada di belakang terminal bus Baranangsiang, dekat lapangan di Jalan Riau. 

Gerbang labirin alias gang masuk ke pemukiman warga, adalah jembatan besi yang membelah sungai Ciliwung yang tergolong dangkal. Sungai ini masih dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci. Meskipun tidak bisa dibilang jernih, namun kondisi sungai di sini jauh lebih bersih dibandingkan dengan 5 tahun ke belakang yang penuh dengan sampah.

Jembatan menuju "labirin"
Sekilas, Kampung Labirin tampak seperti perkampungan penduduk biasa. Rumah-rumah sederhana di bantaran sungai memadati kawasan RW 10. Suasana agak terasa berbeda saat mulai masuk labirin. Jalanan gang dengan paving block terlihat bersih. Beberapa mural menghiasi dinding rumah warga, yang membuat kepala pengunjung menoleh. Ada tulisan kata-kata bijak penuh makna, juga ada lukisan beraneka ragam.

Kata-kata bijak di dinding rumah warga
Perihal jalanan gang yang bersih, menurut Pak Lili adalah berkat kekompakan warga. Setiap 2 kali sehari pagi dan sore, pemuda-pemuda warga bergilir ditugasi mengambil sampah di rumah-rumah warga. Selain itu, ada banyak tempat sampah disediakan di sekitar pemukiman, dan warga diarahkan untuk selalu membuang sampah ke tempatnya. 

"Alhamdulillah, setelah menjadi Kampung Labirin, kesadaran warga meningkat, termasuk pembagian jadwal pengambilan sampah yang sudah terorganisir," cerita Pak Lili. 

Tempat sampah di lingkungan warga
Jalanan gang Kampung Labirin yang bersih
Beberapa sudut kampung ini, yang disentuh dengan nilai seni, menjadi keunikan tersendiri, karena semuanya hasil kreativitas warga. Seperti yang saya saksikan saat tiba di sebuah gang di sana, seorang warga sedang melukis di tembok rumah sehingga terlihat cantik dan eye catching

Selain itu, dengan keterbatasan lahan, warga juga menanam tumbuhan dengan sistem aquaponic di beberapa tempat. 

"Yang ditanam ada kangkung, cabe, stroberi. Di bagian bawahnya bisa untuk memelihara lele," ujar Anis menjelaskan.

Warga sedang mempercantik dinding rumah dengan lukisan

Tanaman aquaponic dan kolam lele
Setelah menjadi salah satu Kampung Berseri Astra di kota Bogor, dampak sosial pengembangan Kampung Labirin sangat terasa. Potret hasil swadaya masyarakat yang ditampilkan di kampung ini dapat mematahkan stigma bahwa semua kampung itu kumuh. Bahkan di tahun 2019 ini, Kampung Labirin berhasil menjadi Juara ke-3 Lomba Kampung Tematik se-Bogor.

Kata kuncinya adalah peran aktif warga. 

Lalu, bagaimana cara menggerakkan warga Kampung Labirin untuk antusias membangun kampungnya? Anggun menjelaskan, pendekatan awalnya adalah kepada para leader atau pemuka. Selanjutnya, mereka yang berperan menjadi change agent, mendorong seluruh warga. Tantangannya tidak mudah, namun perlahan-lahan warga dapat diajak bekerja sama, karena mereka juga yang merasakan hasilnya.

Satu hal yang berkesan kental saat saya menyusuri Kampung Labirin adalah penerimaan warga yang ramah, baik tua maupun muda. Mengajak bersalaman, melempar senyuman, bersemangat menjawab pertanyaan, membuat saya malas beranjak dari kampung ini.

Festival Kampung Labirin Astra Honda, Keseruan Atraksi Dalam Gang Sempit

Di bawah naungan Yayasan Astra Honda Motor, Kampung Labirin menjadi spot pariwisata kota Bogor melalui penyelenggaraan festival yang konsepnya mengangkat potensi budaya, sosial dan ekonomi lokal. Festival Kampung Labirin Astra Honda inilah yang menjadi daya tarik untuk wisatawan. Acara ini tidak diselenggarakan setiap hari, melainkan pada jadwal tertentu yang ditentukan melalui rapat pengurus organisasi Kampung Labirin. Informasi jadwal festival dapat ditemukan di Instagram @kampunglabirin.

Banyaknya gang di kampung urban ini, memang berbelok-belok bak labirin yang menyesatkan. Namun, tersesat di Kampung Labirin bakal menyenangkan pengunjung karena ada banyak atraksi dan tontonan yang disuguhkan warga. 

Peta Festival Kampung Labirin
Menurut Anggun, festival di kampung ini menjual experience lewat interaksi dengan warga dan menonton berbagai atraksinya. Festival dibuka untuk umum, tapi pernah juga ada perusahaan yang minta dibuatkan aktivitas khusus untuk mereka. Turis mancanegara yang pernah datang ke Kampung Labirin ada dari Singapura, Jepang dan Amerika.

Pada saat festival, pengunjung yang datang akan ditemani tour guide masuk ke gang Kampung Labirin. Lalu di gang ada berbagai suguhan atraksi yang dapat dinikmati. Ada tari jaipong, marawis, musik stomp, serta angklung persembahan talenta para remaja dan pemuda kampung. Lalu ada stand penjualan hasil kerajinan tangan warga. Spot kuliner lokal tak kalah menarik. Industri rumah tangga pembuatan emping jengkol dapat disaksikan dan dibeli hasilnya di Galeri Jengkol. Selain itu, kuliner khas lokal lainnya yang dapat dinikmati ada Nasi Tutug Oncom, Es Pala, Es Mangga, Kopi Jenaka, Mie Glosor, Toge Goreng dan lainnya.

Tari Jaipong (Sumber: Instagram @kampunglabirin)
Marawis (Sumber: Instagram @terminal_hujan)
Pembuatan emping jengkol di rumah warga
 
Wahana air berupa keliling sungai dengan perahu karet juga bisa dinikmati pengunjung. Wahana ini satu-satunya aktivitas yang dibuka setiap hari untuk umum. Dengan tarif sekali naik Rp5 ribu untuk 15 menit, penghasilan yang didapat berkisar Rp250 ribu - Rp400 ribu per hari.

Wahana Air Kampung Labirin
Seluruh kegiatan festival adalah partisipasi warga setempat, tanpa campur tangan orang dari luar kampung. "Ini seperti selebrasi pemberdayaan warga" ujar Anggun. Dukungan pemerintah daerah dalam hal ini Kelurahan, juga sangat membantu terselenggaranya kegiatan Festival Kampung Labirin Astra Honda. Sejak dibuka Desember 2018, Kampung Labirin telah 4 kali menyelenggarakan festival, dengan rata-rata pengunjung lebih dari 50 orang.

 

KBA, Model Kampung Ideal

Menjadi Kampung Berseri Astra (KBA), Kampung Labirin kini tak hanya menjadi representasi kampung ideal dari segi sosial ekonomi. Lebih dari itu, Bogor kini punya tambahan destinasi wisata, yang dapat turut meramaikan kunjungan turis ke Kota yang terkenal dengan talas ini.

KBA adalah wujud program Corporate Social Responsibility PT Astra International Tbk yang diimplementasikan untuk masyarakat di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah bersama-sama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di KBA.

Program KBA telah berjalan sejak tahun 2013, dan hingga kini Grup Astra telah memiliki 86 KBA yang tersebar di 34 provinsi di Nusantara.

Anis, warga lulusan SMK ini, dapat ditemui di gerai kopi saat Festival Kampung Labirin. Rasa memilikinya terhadap Kampung Labirin tergambar dari tutur katanya. Ia menjadi salah satu contoh anak muda warga yang bersemangat membangun kampung tempat tinggalnya. Harapan Anis sebagai warga, KBA Kampung Labirin dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata, sehingga meningkatkan taraf hidup seluruh warga.

Anggun & Anis - Narasumber

#KitaSATUIndonesia #IndonesiaBicaraBaik

Previous Post
Next Post

Lifestyle blogger, reviewer, content writer

27 komentar:

  1. Baru tau kalau Bogor punya kampung labirin seperti ini. Wah, menarik!

    BalasHapus
  2. Menarik sekali arah kemajuan Kampung Labirin Bogor ini Mbak. Memang selama ini kampung padat imejnya kurang baik. Selain kumuh juga gangguan sosial. Nah dengan menyandang konsep desa wisata, apa lagi ada festival secara berkala, Kampung Lbirin akan berusaha terus menerus menjadi yang terbaik ya Mbak. Semoga pengunjung makin berlimpah ke sana, dan ekonomi penduduk juga meningkat berkat wisata. Amin

    BalasHapus
  3. Tempat tinggal saya juga merupakan kampung berseri Astra, Mbak. Ada mural2nya juga. Cuma belum jadi kampung wisata.

    BalasHapus
  4. Naaah kalo aja semua masyarakat kesadaran akan kebersihannya bisa seperti warga di kampung labirin ini yaaa. Seneng banget liat foto2nya mba. akupun bakal betah kalo tinggal di sana. ❤️. Yg penting itu memang bersih aja. Hebat sih para tetua kampungnya bisa menjadi agent of change yg benar2 mengubah warganya

    BalasHapus
  5. Indahnya..
    Jika semua lingkungan menjadi cantik dan teratur seperti Kampung Labirin ini.
    Aku suka sekali dengan kerjasama warga dan kreativitasnya yang senantiasa dikembangkan agar Kampung Labirin dapat menjadi kampung yang nyaman untuk ditinggali, tidak hanya itu, juga nyaman untuk didatangi wisatawan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak. Jadi selain tuk tempat tinggal, kampung pun bisa jadi penghasilan warganya sebagai destinasi wisata ya

      Hapus
  6. Pendekatan terhadap sesepuh/pemuka atau tokoh yang dituakan itu tepat banget, walaupun gak menjamin 100% akan terus berjalan lancar tapi paling nggak dapat meminimalisasi munculnya konflik kepentingan di kemudian hari. Soalnya di Palembang ada yang begitu, ada satu kampung dibagusin sama pemkot, rame jadi tempat wisata trus masyarakat sekitar perekonomiannya terangkat eh muncul konflik kepentingan sehingga kampungnya tutup permanen untuk wisatawan sekarang :(

    Nah aku suka main ke kampung labirin kayak gini, walau kalo gak ada orang lokalnya agak segan apalagi kl motret-motret haha. Takut aja ada warga yang gak berkenan. Makanya, kalau tetua dan warga kampung welkom sama wisatawan wah itu bagus banget dampaknya untuk mereka.

    BalasHapus
  7. Aiiiish, keren banget mbaaak. Nganu, begini lho harusnya. Para stakeholder itu bisa bekerja sama, membentuk sebuah ide yang kemudian dieksekusi dengan baik dan matang. Hasil akhirnya, sebuah mahakarya wisata lokal yang bisa berdampak positif pada pemasukan desa, dan kerjasama dengan berbagai brand untuk melaksanakan event kreatif.
    Aku seneng banget si liatnya mbak, apalagi kayaknya tiap warga disana tuh punya kesadarannya masing-masing ya. Sampah diurusi, dinding pun dirapihkan sendiri. Benar-benar mereka punya mental yang bagus untuk membangun sebuah desa wisata ke depannya.

    BalasHapus
  8. Aku lihat banyak anak-anak muda yang mulai membangun kampung. Ini jadi berita baik banget. Dengan adanya kerja sama dengan Astra, mereka nggak lagi sendirian membangun kampungnya dan bisa lebih berdaya setelah melihat hasil atas jerih payah mereka sehingga lebih berkelanjutan dalam pengelolaannya. Ahhh... Keren sekali.

    Aku lihat dari foto juga kampungnya tuh bersih banget. Malah area perumahanku yang jalannya lebar, kalah bersih lho. Keren warganya. Esensi gotong royong yang sebenarnya. :D

    BalasHapus
  9. Uwaaaah menariiik loh iniiii. Aku JD pengen kesana mbaaa ❤️❤️. Serius, dari foto aja kliatan kalo kampungnya bersiiiih walaupun padat yaaa. Kereen warganya bisa diajak kompak utk menjaga lingkungan mereka 👍👍👍.

    Dan untungnya ada guide juga ya mba. Aku yg tipe buta arah, kalo dilepas di sana bisa stress ga nemuin jalan pulang sih 🤣🤣

    BalasHapus
  10. Namanya unik yaa tapi semoga kalau ke sana daku gak nyasar bagai masuk labirin. Di sana pemukiman padat penduduk tapi bagus ya, bersih dan rapi. Aquaponic juga bagus dan produktif.

    BalasHapus
  11. Ini disebut kampung labirin karena bentukannya seperti labirin, tetapi gak yang kayak di permainan yang akhirnya bingung nyari jalan keluar kan kak? Hehe
    Bagus tempatnya larena terus dikembangkan sehingga jadi potensi wisata buat kedepannya

    BalasHapus
  12. Nahhh suka deh kalo lihat kampung yang kecil begini namun bersih dan rapi...karena itu bisa jadi modal utama untuk mengembangjan wilayahnya...Kalo seluruh warga sudah sadar kebersihan kan tentu warga kampung tersebut juga yang akan menikmati hasilnya..

    BalasHapus
  13. Menurutku, menjadikan sebuah kampung yang awalnya dianggap kumuh jadi tempat wisata itu langkah yang jitu, bukan cuma buat narik wisatawan, tapi juga buat jaga citra daerah secara keseluruhan. Soalnya kadang kalau kita datang ke kota wisata seperti Bogor, terus lihat ada sudut-sudut yang nggak terurus, kesannya jadi nggak utuh ya. Kayak cuma bagian tertentu aja yang diperhatikan, sementara yang lainnya diabaikan.

    Kampung Labirin ini contoh bagus soal bagaimana lingkungan bisa tertata, warganya guyub, dan semuanya kelihatan hidup. Nggak harus megah atau glamor, tapi bersih, ramah, dan nyaman, itu udah bikin betah.

    Aku malah jadi keingat beberapa drama Korea yang suka nampilin rumah-rumah di gang sempit. Walau sederhana, tapi bersih, tertata, dan warganya saling kenal. Rasanya hangat dan aman. Kampung Labirin ini mirip vibes-nya....sederhana, tapi punya jiwa.

    BalasHapus
  14. Lagi, Astra menyentuh nadi masyarakat dan melahirkan pertumbuhan. Doa terbaik untuk pelaku usaha yang memberi ruang baik.

    Membaca tulisan mba ini, aku ikut menjelajah dan benar adanya kunci utamanya itu aktif bersama dan senang tahu karakter utama Indonesia tercermin pada kampung labirin ini, ramah dan bergotong royong.

    Semoga harapan Anis dan warga lainnya terus terwujud, dan harapanku ASTRA semakin penuh berkat dan terus meluas memberi ruang pertumbuhan pada masyarakat.

    BalasHapus
  15. Sebagai salah satu orang Bogor, aku turut bangga sekali dengan adanya Kampung Labirin ini 😍 sungguh mematahkan stigma kalau orang Bogor kurang kompak. Nyatanya beneran sekompak itu ya. Muda-mudi, orangtua dan pemangku kepentingan semua berbaur membangun kampung sehingga menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Pastinya membuka peluang untuk memajukan perekonomian juga ya.

    Sungguh inspiratif sekali nih warga kampung Albirin dan Astra selalu hadir, bikin kampung kian berseri. Pengen naik perahunya deh susur sungai dan keliling area kampung ditemani guide. Apakah ada jadwal tertentu buat kegiatannya mba? Atau setiap hari memang selalu aktif kegiatan dan pertunjukan nya?

    BalasHapus
  16. Wah inspiratif sekali artikelnya. Kita jadi dapat gambaran bagaimana sebuah inisiatif lokal dapat mengubah kampung padat penduduk menjadi destinasi wisata yang menarik. Gak bisa dipungkiri bahwa kerjasama antar warga itu perlu banget untuk mewujudkan hal ini. Konsep "tersesat menyenangkan" di Kampung Labirin bikin penasaran untuk datang ke sana, ya gak sih? Dampaknya pada perekonomian pun pasti bagus juga. Semoga bisa tetap terjaga kebersihan dan lingkungannya ya, dan mereka sebagai warga tetap kompak selalu.

    BalasHapus
  17. Wah sepanjang baca ini ada perasaan hangat dan senang serta senyum yang tersungging terus di wajah aku nih. Kayak seneng ya melihat ada kampung yang bersih banget. Aku pikir awalnya ini kampung yang disulap menjadi bersih saja, rupanya lebih dari itu.

    Kampung Labirin berhasil membuktikan kalau kerja sama dan kolaborasi bisa menciptakan wajah baru serta kekompakan warganya. Bahkan jadi menciptakan tujuan wisata baru dan menghasilkan pendapatan lagi untuk warga sekitar dan daerah. Ah, suka banget dengan konsep dan prosesnya deh.

    Semoga KBA Kampung Labirin ini bisa terus menjaga kekompakannya dan bisa dikenal lebih luas lagi jadi bisa menginspirasi kampung-kampung sejenis di daerah lain.

    BalasHapus
  18. Kampung Labirin yang kalau tersesat di dalamnya juga akan menyenangkan. Banyak hal menarik yang bisa dilihat ya. Termasuk ibu-ibu yang membuat emping sampai naik perahu Menyusuri sungai. Tapi pastinya semua ini karena proses panjang dan kerja keras berbagai pihak. Dari sebuah kampung kurang menarik dan fokus hanya mengajarkan tulis baca hitung sampai menjelma menjadi kampung Labirin yang menarik dan menginspirasi. Jadi pengin ke sana melihat langsung festivalnya

    BalasHapus
  19. Impian banget ya semua daerah di Indonesia punya Kampung Labirin sendiri. Bersih, rapi, inovatif, punya daya Aquaponic yang mampu dibanggakan..
    Jadi penasaran deh Mba aku pengen liat secara langsung Kampung Labirin ini 🥰

    BalasHapus
  20. Baru tahu mengenai kampung labirin ini. Mengingatkanku pada perkampungan yang aku lewati dari stasiun ke Braga Bandung yang lewat kampung dengan jalan berbelok2 hehe.
    Owalah ternyata kampung labirin ini di bawah yayasan Astra to?
    Menarik ya ditata gini, bisa menjadi destinasi wisata turis juga.
    Bisa kulineran pula. Aku baru tahu mbak ada makanan namanya emping jengkol, biasanya taunya melinjo aja. Padahal Bogor dekat denganku tapi aku baru ngeh ada kampung kek gini. Moga2 nanti kalau ke Bogor lagi bisa mengunjungi kampung labirin ini dan bawa oleh2 emping jengkol :D

    BalasHapus
  21. Mantaap yaa Bogor punya Kampung labirin dan masuk ke dalam salah satu KBA Astra. Sudah jadi kampung percontohan buat masyarakat luas. Jalan-jalan kesana pasti banyak yang bisa diambil baik pelajaran dan informasinya yaa...keren Kampung Labirin.

    BalasHapus
  22. Melihat jembatan di Kampung Labirin, aku jadi inget salah satu scene Film Dua Garis Biru yang diperanin ama Angga Yunanda dan Zara JKT48.
    Persis yaa.. melihat rumah-rumahnya juga..

    Apalagi pas ada foto tari jaipong, marawis, dan musik stomp.
    Kayak pas nyambut keluarga Zara dateng ke rumah Angga pertama kali, yang ada ondel-ondelnya.

    Memang budaya ini kudu dijaga dan diwariskan oleh anak muda.
    Kalau bukan kita, siapa lagi??

    ((ngaku muda nih yee.. hihihi.. ))
    Plus lingkungan yang bersih dan pastinya UMKM semua berdaya.

    BalasHapus
  23. Wah, keren ya. KBA dari Astra. Bisa menyulap kampung di Bogor ini menjadi lebih indah dan bersih.

    Namanya sudah unik, kampung Labirin. Cerita dibalik dan isi kampungnya tak kalah unik. Baru tau Teddy ada kampung begini di Bogor. Apa ada juga ya di Kalimantan Barat?

    Terima kasih ya Kak.

    BalasHapus