Rabu, 30 November 2022

Pesan dari Pulau Pramuka: Indonesia Bisa Bebas Sampah

Saat ini banyak paket wisata Pulau Pramuka menawarkan keindahan resort, snorkeling, scuba diving, memancing, serta jelajah pulau untuk menikmati keasriannya. Siapa sangka, dibalik kecantikannya, pulau di Utara Jakarta ini pernah punya isu lingkungan pelik.

Pantai di Pulau Pramuka
(Pict : pulauseribu.co.id)

Pulau Pramuka, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu merupakan pusat administrasi serta pemerintahan dari Kepulauan Seribu. Dahulu masyarakat setempat seringkali menyebutnya dengan nama Pulau Elang karena konon terdapat banyak burung elang bondol di pulau ini. Penyebutan nama Pulau Pramuka muncul seiring maraknya penyelenggaraan kegiatan Pramuka di pulau tersebut, sebelum ada Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.

Seperti daerah lainnya, sampah menjadi salah satu masalah di Kepulauan Seribu DKI Jakarta, karena setiap harinya kepulauan ini memproduksi sekitar 40 ton sampah. Pulau Pramuka pun turut berkontribusi menghasilkan sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Akhir Bantar Gebang.

Lautan Sampah di Teluk Jakarta
(Pict : kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Srikandi Pejuang Lingkungan di Pulau Pramuka

Mahariah, adalah penggagas komunitas Rumah Hijau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Guru Madrasah Ibtidaiyah ini menyaksikan bagaimana awalnya sampah plastik mampir dan merusak kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Saat ada banjir besar melanda Jakarta, sebagian besar tanaman bakau di Pulau Pramuka mati akibat gempuran sampah plastik kiriman. Namun ia mengamati, itu bukan hanya karena kiriman, gunungan sampah itu selalu ada, karena masalahnya juga berasal dari masyarakat pulaunya sendiri yang sering membuang sampah ke laut.

Dari situ tercetus niat Mahariah untuk membuat gerakan membersihkan sampah dari laut serta bagaimana mendaur ulang sampah agar memiliki nilai ekonomi, melalui komunitas yang dibangunnya. Dari komunitas Rumah Hijau yang berdiri tahun 2015 itu, lahirlah gerakan 'Pulauku Nol Sampah' di Pulau Pramuka.

Aktivitas Para Ibu Mengumpulkan Sampah
(Pict : Booklet KBA DSA)

Di waktu luang atau akhir pekan, Rumah Hijau rutin melakukan aksi peduli lingkungan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekitar, khususnya terhadap bahaya sampah plastik. Dalam setiap aksinya, komunitas ini melibatkan ibu-ibu dan anak muda warga Pulau Pramuka. Ada tiga macam kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Hijau yaitu:

  • memilah sampah dari rumah
  • menanam tanaman yang dapat dimakan
  • mendaur ulang sampah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.

Untuk sampah daun (organik) diolah menjadi pupuk. Sedangkan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan, akan dijual ke pengepul sebagai tabungan bagi nasabah bank sampah.

Menurut Mahariah sebelum ada gerakan ini, setiap harinya petugas TPS mengangkut sampah rumah tangga dari 200 gerobak motor (germor). Namun sejak kehadiran Rumah Hijau,jumlah sampah menurun hingga 140 germor perhari atau setara 1 ton sampah.

Ihtiar srikandi lingkungan ini terus dilakukan tanpa henti. Pelan tapi pasti, anggota Rumah Hijau berangsur bertambah, dari semula hanya 9 keluarga, menjadi sekitar 40 keluarga yang aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Pramuka.

Mahariah, penggerak aksi lingkungan di P. Pramuka
(Pict : mediaindonesia.com/Sumaryanto Bronto)

Selanjutnya, aksi peduli lingkungan yang lebih variatif dilaksanakan, seperti penanaman bibit bakau dan terumbu karang, hingga penanaman tumbuhan hidroponik untuk memanfaatkan pekarangan. Tidak hanya itu, dengan bantuan komunitas pecinta lingkungan lainnya, mereka juga menawarkan paket ekowisata yang menyelipkan program edukasi konservasi. Wisatawan yang berlibur ke Pulau Pramuka diajarkan cara mendaur ulang sampah plastik, menanam bakau serta terumbu karang. Tujuannya agar para pelancong memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan.

Panorama Terumbu Karang
(Pict : pulau-pramuka.com) 

Di Pulau Pramuka, Sampah Plastik jadi Cuan

Upaya Rumah Hijau mengelola sampah plastik di Pulau Pramuka perlu diacungi jempol. Komunitas ini mengupayakan dua jenis metode dalam pengolahan sampah plastik seperti kantong, bungkus mi instan atau bungkus detergen, dan sedotan, Pertama, dengan mendaur ulang sampah plastik tersebut menjadi aneka kerajinan tangan, mulai dari gantungan kunci, aneka hiasan, hingga tas tangan.

Metode kedua adalah dengan menjadikannya bata ramah lingkungan yang dikenal sebagai eco brick. Pada metode ini, botol plastik diisi dengan berbagai macam sampah plastik yang telah dicacah kecil-kecil hingga padat. Kemudian eco brick direkatkan dan dibentuk menjadi berbagai macam peralatan rumah tangga seperti meja, kursi, atau hiasan dinding hingga menjadi bahan bangunan. Eco brick dengan berat di atas 600 gram dapat dihargai Rp3.000 perbuahnya.

Dengan kedua metode itu, Mahariah dan segenap masyarakat Pulau Pramuka berharap agar sampah plastik tidak lagi mencemari lingkungan pulau mereka. Malahan masyarakat dapat terangkat ekonominya melalui penjualan kerajinan tangan dari daur ulang sampah plastik yang diproduksi bersama. Menurut Mahariah yang meraih penghargaan Kalpataru tahun 2017 ini, kerajinan dan eco brick dari Pulau Pramuka banyak permintaan, bahkan sampai ke Belanda.

Menjadi Kampung Berseri Astra

Sejalan dengan kegiatan positif Mahariah dan komunitasnya, Astra memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan masyarakat yang mengacu pada empat pilar kontribusi sosial Astra yang berkelanjutan, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan. Pulau Pramuka pun didaulat menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA) pada tahun 2015. Total KBA saat ini ada 170 desa yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di bidang lingkungan, kegiatan KBA Pulau Pramuka berfokus pada pengolahan sampah dan ketersediaan air bersih. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengelolaan bank sampah, dan pengumpulan sampah non organik untuk menghasilkan pemanfaatan daur ulang botol plastik seperti yang sudah dilakukan komunitas Rumah Hijau.

Baca juga:Tersesat Menyenangkan di Kampung Labirin

Selain itu, dilakukan upaya untuk mengurangi limbah plastik dengan mengolah sampah plastik melalui mesin pirolisis yang akan menghasilkan bahan bakar diesel atau solar. Pirolisis adalah proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa melibatkan oksigen. Mesin pirolisis tidak memerlukan listrik yang besar sehingga mesin ini dapat mudah digunakan oleh masyarakat.

Sejak September 2020, Astra telah melakukan pembinaan pemanfaatan mesin pirolisis yang salah satu di antaranya adalah di KBA Pulau Pramuka. Sampah plastik yang diolah ke dalam mesin pirolisis ini dapat memenuhi kebutuhan para masyarakat setempat, salah satunya menjadi bahan bakar kapal untuk nelayan, serta dapat dijjual seharga Rp6.000 – Rp6.500 per liter.

KBA Pulau Pramuka dengan gerakan Pulauku Nol Sampah berhasil mewujudkan kontribusinya menyelamatkan pulau dari gempuran sampah. Ia menjadi pesan bagi seluruh Nusantara bahwa selalu ada jalan untuk penanggulangan sampah. Dan pada akhirnya, kesadaran serta gerakan masyarakat lokal pula yang kembali memberi manfaat bagi seluruh lingkungan. 

#BangkitBersamaUntukIndonesia
#KitaSATUIndonesia


Daftar Pustaka:
https://www.solopos.com/mantap-astra-ubah-517-ton-sampah-plastik-jadi-solar-1245832
https://www.kompasiana.com/rakyatjelata/5fe1b6118ede485eb22c4122/pulauku-nol-sampah-inspirasi-pengelolaan-sampah
https://pojokoto.com/kampung-berseri-astra-pulau-pramuka-bikin-laut-bersih-dari-sampah-plastik
https://swa.co.id/swa/csr-corner/mengenal-lebih-dekat-kba-di-pulau-pramuka
Booklet KBA-DSA

Rabu, 12 Oktober 2022

Segenggam Asa Napak Tilas ke Banyuwangi bersama Teman Hidup Traveloka


Banyuwangi. Kabupaten di ujung Timur Jawa ini punya tempat tersendiri di hati saya. Di tempat ini Bapak (almarhum) dibesarkan. Namun saya sedih, karena sepanjang Bapak masih hidup, saya belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di sana. Pun sampai sekarang, saya yang berdiam di pulau Jawa ini belum menyempatkan diri untuk mampir ke daerah asal Bapak itu. 

Sebetulnya asa untuk menyambangi Banyuwangi sudah ada sejak 3  tahun silam. Entah kenapa ada niat membuncah untuk sowan ke sana, ingin silaturahim dengan keluarga Bapak  yang masih ada, sambil menelusuri jejak keluarga. Napak tilas ini buat saya seru, karena saya bakal punya banyak cerita yang dapat dibagikan pada anak-anak maupun di blog. Sayangnya harapan itu belum terwujud, dan saya kerap menertawai diri sendiri, karena beratnya langkah kaki ini. Kok beranjak dari Barat ke Timur aja enggak jadi-jadi? Hahaha...

Ceritanya, ada sekian alasan mengapa saya belum ke Banyuwangi. Yang paling klise adalah kesibukan pekerjaan, lalu tak ada teman jalan dan tidak ada budget. Tiga tahun yang lalu sejak asa itu muncul, saya mulai membuat planning.  Saya niat menyisihkan uang untuk budget travel ke Banyuwangi, dan mencari waktu yang tepat untuk cuti. Lalu saya berencana akan mengajak Ibu nanti. Meski sudah sepuh, Ibu masih kuat dan bersemangat, pasti Ibu juga happy diajak napak tilas ke tempat masa kecil Bapak.

Kemudian, terjadi hal yang tak pernah terbayangkan di benak siapapun. Pandemi COVID -19, yang kehadirannya melibas semua aktivitas, tak terkecuali pariwisata. Tidak ada kata travel untuk 2 tahun terakhir, bahkan untuk mudik bertemu keluarga juga dilarang.

Nah kini saat kondisi mulai pulih, saatnya mulai lagi menggenggam rencana napak tilas yang tertunda itu untuk kembali diwujudkan. 

Mengapa Banyuwangi? 

Meski belum pernah menginjakkan kaki ke Banyuwangi, saya cukup melek tentang kabupaten yang berbatasan dengan Selat Bali itu. Keingintahuan saya terhadap Banyuwangi memang akhirnya membuat saya sering berselancar di internet dan mencari banyak informasi tentang daerah ini. 

Di bawah ini adalah tiga alasan yang membuat saya punya harapan besar untuk singgah ke Banyuwangi. 


1. Napak tilas sejarah keluarga Bapak

Seperti saya ceritakan di atas.  Ada asa yang besar di dada ini untuk setidaknya sekali saja berkunjung tempat Bapak dibesarkan. Masih ada beberapa saudara Bapak di sana, tepatnya di Kecamatan Genteng. Saya ingin menyambung  silaturahmi dengan saudara-saudara itu, meski tidak kenal dekat.

Sebagaimana sebuah hadits mengatakan : "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahim," (HR. Bukhari – Muslim) - saya percaya pasti ada hikmah positif jika saya mempererat kembali tali persaudaraan. 

Oya di sana saya juga ingin ziarah ke makam Mbah, orang tua Bapak yang belum pernah saya temui satu kalipun. Ini karena saat saya lahir, Bapak sudah yatim piatu. 

2. Eksplor Pesona Wisata Alam Banyuwangi

Banyuwangi merupakan kabupaten terbesar di pulau Jawa. Luas wilayahnya mencapai 5.782,5 km² atau lebih luas dari pada pulau Bali yang punya luas 5.636,7 km² (sumber: Wikipedia). Berbatasan dengan Selat Bali dan Samudera Hindia, kabupaten ini memiliki banyak pantai eksotik sebagai destinasi wisata. 

Beberapa pantai yang populer di kalangan wisawatan adalah pantai Boom, Pantai Plengkung, Pantai Pulau Merah, Pantai Wedi Ireng, Pantai Tabuhan. 

Pantai Pulau Merah (Pict : Traveloka) 

Wisata alam lainnya yang hits di kabupaten penghasil buah naga ini adalah: 

- Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional yang berbatasan dengan Pulau Bali ini memang lebih terkenal dengan keangkerannya. Namun di dalamnya penuh dengan keanekaragaman hayati serta fauna dan berbagai jenis burung. Di pesisir pantainya bisa ditemukan beberapa jenis penyu yang menggemaskan. 

- Kawah Ijen. Adalah sebuah danau kawah bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen dan merupakan danau air asam terbesar di dunia.  Di dalam Kawah Ijen terdapat fenomena eternal blue fire atau api biru abadi yang cuma ada dua dunia, yaitu di Ethiopia (gunung Dallol) dan gunung Ijen. Ah, keren sekali. 

Kawah Ijen dengan Eternal Blue Fire (Pict: Traveloka) 

- Bangsring Underwater. Merupakan destinasi ekowisata berbasis konservasi terumbu karang dan ikan ini terdapat di desa Bangsring Kabupaten Banyuwangi. Di tempat ini kita bisa melihat keindahan panorama terumbu karang di dalam perairan Bangsring, bahkan ada fasilitas berenang dengan hiu! 

Dan masih banyak lagi wisata alam di Banyuwangi, berupa air terjun, savanna, juga waduk. Jadi terbayang-bayang serunya mengunjungi itu semua. 

3. Mengajak teman hidup melihat kembali dunia

Saya berniat mengajak Ibu untuk rencana saya menyambangi Banyuwangi. Ibu adalah teman hidup yang paling berjasa dalam hidup saya, dan mimpi besar saya adalah membahagiakan Ibu di masa tuanya. Saya tahu, saat ini bukan materi yang membuat Ibu bahagia. Tapi lebih kepada kesehatan, baik fisik dan jiwa. 

It's me with #TemanHidup 

Dengan kondisi pandemi yang berangsur pulih seperti sekarang, inilah waktu yang tepat untuk semua orang #LihatDuniaLagi, termasuk mengajak Ibu travelling

Pergi ke Banyuwangi tak sekedar refreshing melihat dunia, tapi sekaligus membangkitkan memori yang indah tentang Bapak maupun keluarganya. Semoga niat kecil saya ini dapat membahagiakan jiwa Ibu seperti yang saya harapkan. 

Rencana Booking Hotel di Banyuwangi

Karena keluarga Bapak ada di sekitar Kecamatan Genteng, saya ingin staycation di sekitaran situ. Saya berselancar di Traveloka, dan menemukan penginapan yang pas untuk saya dan Ibu, yaitu MyHome Homestay Syariah, yang berada di wilayah Gambiran, Banyuwangi. Lokasinya kalau dilihat dari Google Map terletak sekitar 11 km dari kecamatan Genteng. 

Lihat review pengunjungnya, homestay ini dapat nilai 9,1 lho, pasti Ibu suka karena dari ulasannya banyak menyebut tempat ini bersih dan homey, serasa di rumah. 


Fasilitas MyHome Homestay Syariah
(Pict: Traveloka) 

Jika booking sejak sekarang, harganya sangat terjangkau mulai dari Rp148.500 per malam, bahkan saat peak season akhir tahun. Room terbesar tipe A, tarifnya Rp348.500 per malam, dengat luas kamar 56 m². Wow, very affordable untuk saya yang berniat staycation bersama Ibu selama 5-7 hari di sana. 

Saya sangat berterima kasih kepada Traveloka karena begitu memudahkan rencana perjalanan selama ini. Saya termasuk pengguna setia Traveloka sejak 2015. Aplikasi ini tak hanya menyediakan tiket pesawat murah dan transportasi lainnya, tapi juga untuk booking hotel murah, aneka atraksi, sampai pembelian pulsa dan paket data. Kini, Traveloka makin komplit dengan adanya fitur rekomendasi dan order aneka kuliner via Traveloka Eats, pembayaran berbagai tagihan rutin , tiket bioskop, hiburan lain hingga kebutuhan finansial. 

So simple, karena semua ada di satu genggaman SuperApp Traveloka, yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Tampilan pengguna Traveloka juga mudah dimengerti, bahkan untuk fitur-fitur baru yang terus berkembang. Yang paling menyenangkan, selalu ada saja promosi di Traveloka yang membuat budget perjalanan makin hemat. 

Selalu ada promosi di Traveloka

Kembali ke niat saya untuk bertandang ke Banyuwangi, saya jadi mupeng lihat paket Tour Amazing Banyuwangi 3D 2N di Traveloka Xperience. Itinerary tour ini termasuk mengunjungi Kawah Ijen, Bangsring dan Tabuhan Underwater, pantai Pulau Merah, hutan Jawatan, savanna di Taman Nasional Baluran.  Aduh... Ini sih wishlist saya semua tuk lihat dunia dari Banyuwangi. All in dengan hotelnya paket ini dibanderol Rp 4,9 jutaan per pax. Let's go lah berangkat! Hehe.. 


Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini: https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan



Selasa, 16 Agustus 2022

Alam Juga Ingin Didengar, Yuk Kita Peduli


Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia 
Sambutlah mesranya 
bisik angin yang bernada 
Dengar alam bernyanyi

Penggalan lirik lagu di atas sejenak menyadarkan saya. Setiap saat berkutat dengan gawai dan hal lain meskipun tuntutan pekerjaan, acap kali membuat saya tak acuh terhadap sekeliling. Padahal, angin pun berbisik, bunga dan pohon bercerita, bahkan alam bernyanyi. 

Cerita Hutan Kecil di Tengah Kota

Mendengar senandung #DengarAlamBernyanyi yang dibawakan oleh Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha melayangkan memori saya ke masa kecil.

Saya lahir dan dibesarkan di Kota Bogor. Kota hujan ini punya hutan kecil di tengah kota yaitu Kebun Raya Bogor yang sudah ada semenjak Inggris menduduki bumi Nusantara. Saat itu Gubernur Thomas Stamford Raffles mendiami Istana Bogor yang ada di lingkungan Kebun Raya. 

Kalau menurut Wikipedia, bahkan Kebun Raya Bogor (KRB) telah hadir sejak abad ke 15. Mulanya KRB adalah 'samida' (hutan/taman buatan) yang ditujukan sebagai tempat untuk memelihara benih-benih kayu langka di masa pemerintahan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda (1474-1513), seperti tertulis dalam Prasasti Batutulis. Dengan luas mencapai 87 hektar, KRB memiliki sekitar 15.000 koleksi tumbuhan dan pepohonan. 

Kebun Raya Bogor (pict: Wikipedia)

Kini, peninggalan Raffles itu menjadi ikon Bogor dan merupakan salah satu destinasi wisata di kota yang terkenal dengan oleh-oleh talas ini. 

Cemil kecil dulu tidak paham. Apa fungsinya kebun luas yang hijau dan penuh tanaman serta pepohonan tua? Untuk tamasya, melihat rusa di halaman istana, belajar nama-nama tumbuhan lalu berfoto ria? Hanya jika beruntung, pengunjung bisa melihat bunga bangkai mekar saat ke sana. Bunga raksasa yang hanya ada di KRB. 

Karena posisinya di tengah kota Bogor, sekeliling KRB menjadi jalur utama yang dilewati kendaraan dari dan menuju ke wilayah kota Bogor. Jadi, dulu saya merasa tidak ada yang istimewa dengan kehadiran KRB ini di tengah kota. Toh hampir setiap hari saya melalui kebun besar itu.

Seiring bertambah usia, saya mulai ngeh. Ternyata yang orang Jakarta bilang: “Bogor dingin”, “Bogor sejuk”, bukan semata-mata karena curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibukota. Melainkan juga karena banyaknya pepohonan di kota ini. Dan keberadaan hutan kecil seperti KRB, turut menyumbang kesegaran udara di segenap penjuru Bogor. 

Pentingnya Hutan Bagi Bumi

Bumi membutuhkan hutan untuk membantu mengatur iklim. Pepohonan di hutan menghirup karbon untuk fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Inilah yang dimaksud hutan sebagai paru-paru dunia. 

Hutan hujan tropis (pict : liputan6.com)

Tanpa hutan, bumi akan kehilangan kemampuan untuk menghilangkan karbon dari atmosfer, sehingga terjadi peningkatan suhu udara. Menurut Greenpeace, hutan-hutan di bumi ini menyimpan hampir 300 miliar ton karbon, yang kira-kira 40 kali lipat emisi gas rumah kaca tahunan dari bahan bakar fosil.

Selain sebagai paru-paru dunia, fungsi hutan lainnya adalah:

  • Menahan air tanah sehingga mencegah banjir dan tanah longsor
  • Menjaga kesuburan tanah 
  • Sumber keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan manusia 
  • Habitat bagi beragam flora dan fauna 
  • Kawasan tempat tinggal manusia 
Dengan beragam fungsinya itu, sepantasnya kita turut menjaga kelestarian hutan. 


Fakta Alam Hutan Indonesia 

Tahukah kalian bahwa hutan Indonesia adalah hutan tropis terbesar ketiga di dunia dan salah satu hotspot keanekaragaman hayati terbesar di bumi?

#IndonesiaBikinBangga karena menjadi rumah bagi 10% hingga 15% dari semua flora, fauna mamalia, dan burung yang dikenal di planet bumi. Harimau Sumatera, orang utan hingga burung Cendrawasih adalah beberapa spesies langka yang terancam punah, dan hanya dapat ditemukan di hutan Indonesia. Keren bukan? #HutanKitaSultan


Sayangnya, deforestasi atau penggundulan hutan masih terus terjadi. Di Indonesia, hutan dan lahan gambut dibuka untuk membuat perkebunan pulp dan kertas monokultur untuk memproduksi kertas, tisu, atau berbagai kemasan.

Pada tahun 2018, investigasi Greenpeace Internasional mengungkapkan operasi pembalakan liar besar-besaran di lanskap habitat orangutan yang kritis di Kalimantan Barat. Jika demikian faktanya, pasti alam merintih sedih. 

Sementara itu, lembaga non pemerintah, Auriga menyebutkan, perkebunan kayu monokultur terluas berada di Kalimantan Barat, mencapai 1,95 juta hektar. Disusul Kalimantan Timur seluas 1,59 juta hektar, Riau seluas 1,56 juta hektar, dan Sumatra Selatan mencapai 1,31 juta hektar. Hingga 2020, perkebunan kayu monokultur di Indonesia telah mencapai 10 juta hektar (sumber: katadata.co.id).

Perluasan perkebunan ini di satu sisi bermanfaat untuk menambah bahan baku produksi pulp dan kertas, menyerap tenaga kerja, hingga meningkatkan pendapatan negara. Namun, jika tidak dikelola secara berkelanjutan, akan terjadi deforestasi hutan alam, yang dampaknya merugikan makhluk hidup di bumi. 

5 Aksi Pelestarian Alam dan Hutan

Jangan sampai alam menangis, karena  dampak negatifnya akan dirasakan seluruh penduduk bumi. Untuk itu, dibutuhkan upaya pelestarian alam dan hutan. 

Aksi ini perlu tindakan nyata oleh semua orang. Kita dapat mulai melakukannya dengan hal yang sederhana. 


1. Menanam pohon

#UntukmuBumiku, menanam pohon bisa menjadi langkah kecil yang kita lakukan untuk menjaga kelestarian hutan dan tanaman. Penghijauan ini dapat dilakukan di lingkungan rumah maupun sekolah. 

2  Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi 

Yuk jalan kaki, naik sepeda atau naik kendaraan umum. Semakin banyak kendaraan lalu lalang di jalanan, makin besar polusi udara yang dihasilkan mengganggu lingkungan. Oleh karenanya, kita dapat mengurangi polusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

3. Mengurangi penggunaan kertas

Melestarikan hutan juga bisa melalui pengurangan penggunaan kertas. Ini dilakukan agar penebangan pohon oleh perusahaan yang memproduksi kertas dapat berkurang.

4. Mengurangi sampah

Mengurangi sampah dapat dengan menggunakan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle. Dengan prinsip ini diharapkan sampah, terutama yang tidak dapat terurai, serta pembakaran sampah yang mengganggu lingkungan dan merugikan alam, dapat diminimalisir. 

5. Dengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi

Senandung lagu Dengar Alam Bernyanyi dapat dinikmati di beberapa platform musik seperti Spotify dan Apple Music. Nah jika kita sama-sama mendengarkan lagu tersebut, langkah ini menjadi aksi kita menyelamatkan hutan juga lho.  Karena, semakin banyak yang mendengarkan lagu ini, maka semakin banyak royalti yang diperoleh untuk digunakan dalam program perlindungan hutan Indonesia.

Yuk kita beraksi bersama! #TeamUpforImpact

Minggu, 07 Agustus 2022

Pentingnya Personal Branding Bloger dengan PamerBio

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti Personal Branding Webinar dengan narasumber Coach Muqiet - founder COACH. ID dan seorang praktisi strategi branding berbagai bisnis dan public figure. Dari webinar itu saya baru menyadari pentingnya personal branding, termasuk bagi seorang narablog. 

Di era digital seperti sekarang, personal brand adalah apa yang orang lain pikirkan mengenai diri kita, setelah bertemu secara langsung atau setelah mencari nama kita di internet. Misal, si A itu MC, si B itu dokter bedah, Cemil itu jago nulis (maunya hehe...). Sedangkan personal branding adalah semua hal yang kita lakukan untuk membangun citra diri yang positif. Analoginya, personal branding itu proses produksinya, sedangkan personal brand adalah hasil akhirnya. 

Menurut data yang disampaikan pada webinar, ada sekitar 1 miliar nama yang dicari setiap hari di internet, dan 65% orang percaya akan hasil pencarian itu. Apakah nama kalian termasuk yang dicari? 

Coba tes yuk, googling nama lengkap kalian sendiri, apa yang muncul? Lalu tes lagi di Google Search dengan mengetikkan profesi kita sebelum nama. Misal : bloger Mila Kresnawuri, atau penulis Mila Kresnawuri. Apakah hasil pencarian sudah sesuai espektasi? Aku sih no. Belum sesuai. Nah, di situlah pentingnya personal branding, saat kehadiran online diri kita ingin diperkuat menjadi suatu hal positif yang diharapkan. 

Pada webinar yang diberi tajuk "Brand Yourself as a Superstar", dipaparkan bagaimana membangun citra diri menjadi seorang Superstar di era digital ini. 


Coach Muqiet menyampaikan, melakukan personal branding setidaknya akan memberikan hal bermanfaat antara lain sebagai berikut:
  • Meningkatkan kepercayaan diri
  • Memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain
  • Menunjukkan dan mengembangkan kemampuan
  • Menambah value pribadi
  • Meningkatkan daya jual. Buat bloger, daya jual ini maksudnya supaya dilirik untuk kerjasama ya. 

Bagaimana Cara Melakukan Personal Branding secara Efektif dan Efisien? 

Menurut Coach Muqiet, dapat disimpulkan bahwa kita harus memiliki online presence alias kehadiran daring, di mana kita dapat memilih bagaimana ingin dikenal oleh banyak orang.

Efficiency is doing the thing right. Effectiveness is doing the right thing. - Peter F. Drucker

Sayangnya, masih banyak yang melakukan kesalahan dalam membangun personal brand saat ini, yaitu No Story, No Value dan No Identity. Padahal, tanpa ketiga hal itu, orang lain tidak akan menemukan nama kita sesuai harapan. So, jangan sampai kita yang punya kemampuan sebagai seorang bloger, misalnya, sia-sia karena gagal membangun personal brand yang tepat.

Salah satu cara untuk membangun personal branding adalah dengan menggunakan PamerBio. PamerBio adalah sebuah aplikasi pemasaran online berbasis web, yang berguna untuk melakukan pameran virtual hingga personal branding dengan mudah.

Sebuah link pendek seperti contohnya https://pamer.bio/milakresnawuri ini mudah diingat, dan jika disematkan pada profil media sosial, maka halaman bio berisi informasi penting dan konten dari berbagai platform lain akan lebih mudah diakses siapa saja. Kapan pun, dan di mana pun. 


Kalau kalian mau juga merasakan punya halaman bio, bisa mulai melakukan daftar di website https://pamer.bio, dan mencoba plan gratis. 

Dengan fitur-fiturnya, PamerBio menjadi aplikasi pameran online yang memudahkan siapa saja dalam menampilkan link, informasi, maupun foto dan hal penting lainnya. Namun PamerBio bukan sekedar tumpukan  link. Melainkan sebuah ruang virtual mewakili karakter masing-masing kita yang memajang karya terbaiknya. Dan ini jadi semacam ruang pameran pribadi eksklusif di dunia maya. 


Mengapa harus memilih PamerBio untuk Personal Branding? 

Berikut alasan mengapa kita perlu menggunakan PamerBio untuk membangun personal branding:

Banyak pilihan domain premium
PamerBio menyediakan berbagai pilihan domain premium yang bisa mendukung berbagai kampanye online, baik untuk pribadi maupun bisnis. 

Unlimited links 
Dengan PamerBio, kita bisa membuat banyak link sesuai keinginan dan kebutuhan, tanpa batasan. 

Powerful features 
PamerBio menyediakan fitur yang melimpah untuk mendukung personal branding dan pameran virtual yang dibutuhkan, seperti foto, teks, video, link media sosial, tombol call to action hingga live chat

Daily statistic
PamerBio menyediakan data statistik harian sehingga pengguna dapat memantau dan menganalisis pengunjung bio kita. 

Super fast loading 
PamerBio didukung teknologi tinggi sehingga dapat memberikan full support selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan bantuan asisten virtual. 

Harga murah
Dengan beragam fiturnya yang bermanfaat, harga langganan PamerBio terjangkau untuk berbagai kalangan. 

Kesimpulannya, pentingnya personal branding bagi bloger adalah agar online presence kita dapat memberikan manfaat dan hasil yang maksimal. Yuk mulai bangun personal brand kita dengan PamerBio. 

Rabu, 03 Agustus 2022

Ayo Dukung OYPMK Berdaya

 "Saat wawancara dengan HRD, saya bilang kalau saya OYPMK," tutur Mahdis Mustafa bercerita. Mahdis adalah Supervisor Cleaning Service yang membawahi 20 orang karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. 


Sosok Mahdis menjadi insipirasi OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta), saat tidak semua kalangannya mendapat kesempatan bekerja yang sama seperti orang lain. Dia selalu jujur mengenai keadaannya dan memastikan bisa tidaknya bekerja di perusahaan yang dilamar.  Jika diterima, Mahdis akan melanjutkan proses rekrutmen. Jika tidak,  dia akan melamar kerja lagi ke perusahaan lain.

Berkat kegigihannya, Mahdis akhirnya diterima di PT. Azaretha Hana Megatrading sebagai tenaga  kebersihan outsourcing dengan jabatan supervisor. Ia memimpin 2 tim dengan total karyawan 20 orang laki-laki, dan hanya satu di antara mereka yang bukan OYPMK. 

Fakta Kusta di Indonesia 

Kusta di Indonesia masih menjadi problem yang kompleks, karena tidak hanya menimbulkan masalah medis, tetapi juga meluas hingga masalah sosial, ekonomi dan budaya. Ini terjadi karena masih banyak diskriminasi dan stigma di masyarakat terhadap penyandang kusta maupun keluarganya.

Berdasarkan data penelitian Kementerian Kesehatan, per tanggal 24 Januari 2022 jumlah kasus kusta di Indonesia tercatat ada 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru ada 7.146 kasus. Kementerian Kesehatan juga melansir, saat ini masih ada 6 provinsi di Indonesia yang belum terbebas dari kusta. Enam provinsi yang belum mencapai target eliminasi kusta tersebut yaitu: Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (sumber: p2pkemkes.go.id).

Masih banyaknya kasus kusta, dan akibat stigma yang masih berkembang di masyarakat, maka timbul masalah sosial untuk kalangan ini. OYPMK selalu dianggap sebagai kelompok yang tidak produktif, tidak punya kemampuan yang layak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan penyedia kerja. Khawatir akan kerugian materil maupun hambatan dalam menyediakan aksesibilitas di tempat kerja. 

Pentingnya Dukungan untuk OYPMK

Rabu, 27 Juli 2022 saya mengikuti live YouTube Talkshow Ruang Publik KBR bertajuk Peran Pemerintah Dalam Upaya Peningkatan Taraf Hidup OYPMK. Pada  kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber, Agus Suprapto, DRG. M.Kes, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK RI serta Mahdis Mustafa, OYPMK Berdaya. 

Talkshow kali membuka lebih banyak wawasan saya tentang bagaimana tantangan OYPMK dan penyandang disabilitas pada umumnya, saat kembali ke masyarakat. Salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah minimnya akses pekerjaan. 

Tercatat pada 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) disabilitas adalah sebesar 45,9%. Angka ini menunjukkan bahwa dari 10 penyandang disabilitas usia kerja, hanya sekitar 5 orang yang berhasil masuk dalam angkatan kerja. Rendahnya TPAK disabilitas ini mencerminkan tingkat kesulitan yang dialami penyandang disabilitas dan OYPMK di arena kerja. Padahal, seperti cerita Mahdis di atas, OYPMK pun dapat berdaya dan berkarya dengan baik seperti halnya orang lain.

Menurut DRG. Agus Suprapto, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang takut tertular penyakit kusta dari OYPMK. Meski stigma semacam ini sulit dikendalikan, namun masyarakat dapat diedukasi bahwa kenyataannya tak seberbahaya itu. Orang yang sudah sembuh dari kusta sama dengan orang normal. Di sinilah pentingnya meningkatkan literasi kepada masyarakat

DRG. Agus pun berpesan, kesehatan dan kebersihan, menjadi kunci utama yang harus selalu diperhatikan oleh OYPMK agar kualitas kerja selalu terjaga, serta untuk menghindari risiko tertular atau menularkan berbagai macam penyakit. 

Di sisi lain, kondisi OYPMK jarang memiliki pendidikan tinggi, harus selalu makan obat (6 bulan-1 tahun), serta sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi menegah ke bawah. Hal ini  menurut Mahdis yang menjadi tantangan OYPMK dalam memasuki dunia kerja. 


Mahdis yang aktif di organisasi ini pun masih terus berjuang tetap menjaga kesehatan dan kualitas hidupnya. Ia mengakui masih banyak divisi lain di perusahaan tempatnya berkerja yang memandang OYPMK sebelah mata, bahkan terang-terangan menolak berinteraksi. 

Namun itu semua ditepis dengan kesabaran serta menunjukkan performa kerjanya, sehingga lambat laun mereka yang menolak mulai menerima. 

Untuk rekan-rekan OYPMK, selalu jaga kesehatan, tetap belajar dan berusaha, ambil kesempatan dan peluang. - Mahdis Mustafa. 

Kisah Mahdis di atas menuntut kita semua untuk lebih melek literasi mengenai OYPMK. Tak hanya tugas pemerintah dengan berbagai programnya. Perusahaan pemberi kerja dan masyarakat umum pun perlu memberikan dukungan terhadap kalangan ini untuk dapat lebih berdaya di lingkungan sekitar.