Selasa, 06 Oktober 2020

Belajar Positif dari Covid-19

20 Maret 2020

resensi-buku-positif-bima-arya-cemil

Saya baca headline di berbagai media bahwa walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, positif Covid-19. Orang nomor satu di kota Bogor, jadi orang pertama yang terdeteksi positif Covid-19 di kota yang dipimpinnya. 

Agak jengkel awalnya, mengetahui bahwa pak Walkot ini terjangkit virus Corona sepulang kunjungan kerjanya dari Azerbaijan bersama rombongan pejabat Pemkot Bogor. Ada 2 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari rombongan itu, termasuk salah satunya Kang Bima. Dalam hati saya: ngapain sih, zaman darurat pandemi gini pake ada acara kunjungan ke negara lain? Tapi saya tetap mendoakan beliau segera pulih dan dapat kembali bekerja.

Walikota yang Bogor Pisan

Seumur hidup saya yang lahir dan tinggal di Bogor, kenal walikotanya baru sama Kang Bima ini loh hehe..  Kenal nama, kenal wajah, n merasa tau banyak lah tentang beliau. Figur Walikota sebelumnya, saya gak terlalu ngeh

Setelah dianalisa (taelaah..), ternyata saya lebih kenal Kang Bima ini karena beberapa hal:
1. Sama-sama 1 almamater sekolah SMA-nya dengan saya
2. Sama-sama 1 almamater sekolah SD-nya dengan anak-anak saya... Wkwkwk
3. Termasuk angkatan muda dibandingkan pendahulunya, jadi kurang lebih gak terlalu kaku,  karena seumuran kakak saya
4. Kebijakannya di kota Bogor keliatan dan terasa oleh saya sebagai warga. Seperti penerapan jalur satu arah di sekeliling Kebun Raya, pembangunan pedestrian yang ramah pejalan kaki dan pesepeda, penataan lapangan Sempur, Mal Pelayanan Publik,  dll, dsb. 
5. Eksis di media massa dan media sosial.
6. Sering ngeliat saat beliau sidak/mengamati langsung kondisi stasiun Bogor di masa pandemi ini. Maklum saya anak kereta yang sehari-harinya mangkal (baca: ngantre) di stasiun.


Intinya, pak Walkot yang sudah menjabat 2 periode ini memang orang Bogor banget. Lahir dan besar di Bogor, kecuali pas kuliah. Jadi, wajar ya kalo saat memimpin Kota Hujan, banyak warga yang sudah merasa "kenal" beliau, termasuk saya. Terlepas dari jasa media sosial yang ikut mengorbitkan.


13 Juni 2020

Hari itu Kang Bima meluncurkan buku hasil karyanya yang berjudul "Positif!". Dari judul dan sampulnya sudah tergambar isi buku itu adalah tentang cerita pengalaman beliau sebagai penderita Covid-19.

Iseng, saya order buku ini di Gramedia online. Saat itu, saya baru aja kembali full bekerja di kantor (WFO) setelah 3 bulan bolak balik dengan jadwal kerja di rumah (WFH). Niatnya, baca buku itu di perjalanan saat di KRL Commuter Line. Apa daya,  bukunya baru beres dibaca akhir Agustus n baru sempet sekarang nih beresin tulisan ini. Hahah.

Resensi Buku Positif!

Dalam buku setebal 148 halaman ini, kisahnya bermula dari cerita keseharian tugas dan kegiatan Kang Bima, saat sebelum dinyatakan positif Covid-19.


Media heboh sepulang Kang Bima dari Azerbaijan karena ia berstatus sebagai ODP. Lalu ada suasana emosional yang terasa saat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) menyampaikan hasil tes swab Walkot Bogor itu.

Dengan rasa campur aduk karena meninggalkan keluarganya, ayah dari Kinaura dan Kenatra  ini pun harus dirawat serta diisolasi di RSUD Kota Bogor.  “Delapan belas tahun menikah, membesarkan dua anak dengan semua suka dukanya, inilah rasanya momen paling mengoyak hati".

Perjuangan melawan Covid-19 di Ruang Sempur selama 22 hari dituturkan Kang Bima dalam buku ini. Selain dengan tetap berpikir positif, kiatnya dalam menghadapi Covid-19 juga dengan social media distancing alias "puasa medsos", tetap berolahraga, dan minum ramuan tradisional rebusan jahe merah + sirih kiriman keluarga. Kiat ini yang menurut saya jadi hal penting dan pelajaran bagi penderita Covid-19 lainnya.

Sosmed itu ICU raksasa. Runtuh mental semua orang kalau digempur berita Covid-19. Drop imunitas. - Bima Arya

Meski bahasanya mudah dicerna, kebanyakan momen diceritakan dengan serius oleh Kang Bima dalam buku Positif ini. Tapi ada juga beberapa joke diselipkan seperti untuk menghibur diri, namun cukup membuat pembaca tersenyum. Foto-foto yang ditampilkan turut menyita perhatian saya sebagai pembaca, dan sepertinya memang disematkan untuk lebih memperkuat alur cerita dalam buku.

Di akhir buku, ada cerita dari tim medis yang merawat Kang Bima. Dokter dan perawat turut berpartisipasi mengisi halaman buku tersebut dengan menuturkan kesan pengalamannya selama merawat pak Walkot.

Dari buku ini saya simpulkan bahwa positif Corona adalah hal yang menakutkan bagi semua orang, tidak terkecuali pejabat seperti wali kota. Anyway, siapapun harus selalu mengambil sisi positif dan tetap bersikap positif untuk menghadapi dan melawan pandemi.

Oya kabarnya seluruh keuntungan dari hak cipta buku "Positif!" akan disumbangkan untuk berbagai kegiatan edukasi tentang Covid-19. 

***
Judul      : Positif!
Penulis   : Dr. Bima Arya Sugiarto
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Cetakan : Pertama, 2020
Tebal      : 148 halaman, hard cover
Previous Post
Next Post

Lifestyle blogger, reviewer, content writer

12 komentar:

  1. Corona memang mengoyakkan segalanya, yg tadinya positif itu bagus sekarang jadi ngeri. Positif corona itu bagi saya menakutkan karena udah sakit harus memisahkan diri dari keluarga. Sedih membayangkannya.

    BalasHapus
  2. Makasih ya, cerita yang menarik.. ternyata walikota Bogor begitu dekat dengan rakyat rakyatnya ya.. semoga Bogor semakin maju dan berjaya

    BalasHapus
  3. Miris ya melihat hal ini, tetap ke luar negri saat pandemi. Saya ingat buku ini waktu dirilis. Semoga jadi pembelajaran bahwa virus ngga kebal jabatan

    BalasHapus
  4. Positif terkena virus itu harus disikapi dengan positif meski tentunya tidak.mudah. Sakit akan membuat hidup seseorang terasa berbeda dan karena bersifat kolektif maka ikut memengaruhi lingkungan sekitanya juga.

    Sekarang berita jatuhnya korban membuat miris karena diiringi dengan ketidakawasan masyarakat untuk menetapkan protokol kesehatan secara total.

    Buku Kang Bima bisa jadi pengingat masyarakat agar jangan abai. Senang ada walikota seperti beliau yang terasa merakyat.

    BalasHapus
  5. Bagus juga ya Pak Bima Arya menuliskan pengalamannya waktu positif corona hingga sembuh. Ini bisa membuat orang-orang yang bandel (semoga) jadi insaf. Buat yang jadi OTG, lagi isolasi diri, dan dirawat--akan menjadi semangat bahwa dirinya bisa sembuh. Bukunya jadi semacam warning: jangan macem-macem sama koronces.

    BalasHapus
  6. Jempok buat Kang Bima. Berbagi pengalamannya dalam buku, yang bikin salut lagi hasil penjualannya untuk kegiatan charity. Wah, sembuh makin terasa manfaatnya. Bahagia ya kak, punya walkot seperti beliau

    BalasHapus
  7. buku yang lahir dari sebuah kondisi yang tidak diinginkan kemudian menjadi sebuah inspirasi, keren banget kang Bima, menjadi bahan rujukan orang juga terkait pandemi saat ini

    BalasHapus
  8. Pak Bima Arya salah satu pemimpin muda yang menginspirasi banyak orang. Pengalamannya melawan covid19 semoga bisa menyadarkan orang2 yg masih ngeyel tentang bahaya virus ini. Aku juga membatasi diri dari info2 tentang covid19 di medsos yang terlalu detail banget,misal angka yg terjangkit hari ini dll yang bikin stress. Sadar pandemi ini mungkin masih lama, ya udah tinggal kita bersiap dan beradaptasi aja biar bisa survive.

    BalasHapus
  9. Puasa medsos, langkah yang pas sekali saat corona datang dan bikin panik semua orang, lalu tutup medsos agar hati terasa tenang, saya juga melakukannya waktu itu biar gak tambah stres sama berita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mb Iid pernah positif Covid juga kah? Betul kita gak boleh stress dgn berita² agar imun tetap kuat

      Hapus
  10. Bener mbak, kadang kasihan dengan mereka yang tetap wajib menjalankan tugas sementara pemerintah sendiri mengkampanyekan untuk taat protokol kesehatan. Bukunya menginspriasi banyak orang tuh :D

    BalasHapus