Kecoa. Dengar namanya aja langsung merinding, sambil langsung sikap waspada tengok kanan kiri. Kasihan juga sih, sebenarnya itu makhluk
gak musuhin saya, tapi sayalah yang menganggapnya musuh. Tepatnya, alam bawah sadar saya menolak mentah-mentah kehadiran kecoa di lingkungan sekitar.
Btw, judul di atas, bukan bermaksud bertanya pada Penciptanya, tapi untuk ngomporin/memprovokasi otak saya sendiri agar berpikir lebih jernih mengenai hewan itu.. (
ribet amat yak!)
Saya tidak ingat sejak kapan dan kenapa awalnya saya fobia terhadap hewan kecil berkaki 6 ini, mengingat kedua orang tua saya yang pemberani. Kalau
searching penyebab fobia kecoa, kebanyakan menganalisa karena pengalaman traumatis di masa kecil atau masa lalu, yang pernah digigit serangga dan sebagainya. Duh,
kok saya tidak pernah merasa punya pengalaman semacam itu ya. Lalu dipikir-pikir (cari kambing hitam ceritanya), sewaktu kecil, kakak-kakak saya selalu
ngibrit kalau ada kecoa berkeliaran. Nah sebagai anak
bontot tentulah saya
ngikut manut kebiasaan yang lebih tua. Hahaha. Yup, kami sekeluarga 4 orang kakak beradik fobia kecoa, sedangkan ibu (usia 77 tahun) sampai sekarang masih jadi pahlawan pemberani pembasmi kecoa.
Lalu kenapa sih hewan kecil itu bisa menakutkan bak raksasa
genderuwo, hingga penampakannya bikin jerit-jerit dan
spot jantung? Saya sudah banyak juga baca artikel tentang fobia kecoa, tapi ujung-ujungnya hanya ingin fokus membasmi kehadirannya dibandingkan mengobati fobianya. Intinya, sampai tulisan ini di-
publish, belum ada perbaikan atas fobia yang saya alami sedari kecil ini (ya iyalah,
gak ada usahanya juga.. hmm). Parahnya, anak-anak saya yang jagoan semua, pun jadi ikutan fobia karena melihat kebiasaan saya. Yaa
Rabbi, ampuni saya yang membenci makhlukMu yang satu itu :((
Semoga dengan saya menulis tentang monster kecil ini, menjadi terapi bagi saya untuk menghilangkan ketakutan yang serasa tak berujung ini.(berharap banget). Dan… jangan harap ada gambar si coro (nama beken hewan ini) di artikel yang saya tulis, karena untuk melihat gambarnya pun saya tak sanggup.
Fakta Tentang Kecoa, Si Hewan Tangguh
Di bawah ini saya berhasil menghimpun fakta penting banget tentang coro, hasil analisa dan investigasi. Tsaahh..! Dear coro, maaf ya saya mau jujur ngomongin kamu. Bukan gosip lho, tapi fakta. Kamu itu:
- Bau… punya bau khas yang bikin mual, dan menjijikkan. Mainnya sih di gorong-gorong/selokan.
- Jalan seenak udelnya aja. Gak bisa ditebak arahnya mau ke mana, gerak cepat. Saya lari kamu malah deketin. Please deh, saya gak ngajak lomba lari kan. Tau kok memang kamu pelari cepat (75 cm per detik..!)
- Terbang tiba-tiba terus nemplok di orang yang ketakutan. Itu radar antena salah satu fungsinya untuk mendekati orang yang punya aura ketakutan.Huuh.. seneng ya, bikin orang keringet dingin?
- Kakinya runcing dan tajam. Kalau digerayangin kamu tuh seperti dilewati tusuk gigi berjalan.
- Punggungnya kuat banget! Semacam perisainya Captain America ya? Harus dipukul sampai hancur baru kamu diem.
- Punya nyawa banyak kayaknya. Disemprot obat nyamuk masih bisa hidup, cuma mabok doang. Bahkan katanya tanpa kepala kamu bisa hidup? Super sekali… Tapi kamu akan mati jika terlentang ya? Masalahnya bagaimana bisa bikin kamu terlentang? Hiks…
- Berkembang biak cepat. Jadi kalau satu berhasil dibunuh, gak bisa bikin happy. Wong konon dalam 6 bulan bisa menghasilkan 180-300 coro baru. Gila!
- Kesuperan yang lainnya (yang bikin takut), tahan radiasi nuklir! Coro bisa tahan hidup pada intensitas radiasi 10 kali yang dapat membunuh manusia.
Hmm.. sepertinya kecoa memang hewan kecil yang tangguh ya. Ada yang mau nambahin fakta seputar coro?
Saya tak akan bahas tentang cara mengatasi fobia coro alias kecoa yang disebut juga Katsaridaphobia ini. Sangat banyak pembahasan mengenai hal tersebut yang intinya adalah hypnotherapy dan sepertinya harus ditangani ahlinya. Kalau coba-coba terapi sendiri wallahu alam hasilnya.
Pada akhirnya, saya menemukan beberapa hal tentang kebaikan kecoa.
- Ini makhluk mengeluarkan gas nitrogen karena hobi memakan makanan yang mengandung nitrogen. Jadi jika populasi coro menurun drastis, maka siklus nitrogen di muka bumi akan terganggu. Siklus nitrogen diperlukan salah satunya untuk hidup tumbuhan, dan tumbuhan merupakan produsen dalam rantai makanan manusia. Jadi rantai panjangnya akan mempengaruhi manusia juga, jika terjadi penurunan kadar nitrogen.
- Otak kecoa mengandung antibiotik yang dapat membunuh kuman tanpa merusak sel. Ini masih terus diteliti untuk dijadikan pengobatan.
- Kecoa karena kekuatan dan kegesitannya menginspirasi pembuatan robot kecoa yang serupa sifatnya, untuk berbagai keperluan.
MasyaAllah memang pasti lah tak ada yang sia-sia diciptakan Allah.